Keberadaan 57 Feeder yang Sudah Datang di Surabaya Masih Misterius

Keberadaan 57 Feeder yang Sudah Datang di Surabaya Masih Misterius

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 11 Jan 2023 15:43 WIB
Kepala Dishub Surabaya Tundjung Iswandaru jelaskan angkutan feeder Surabaya
Kepala Dishub Surabaya Tundjung Iswandaru jelaskan angkutan feeder Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Kabar kedatangan puluhan armada angkutan pengumpan atau feeder yang akan mewarnai transportasi publik di Surabaya sempat jadi perbincangan di media sosial (medsos). Sudah ada 57 mobil yang datang di Surabaya.

Kadishub Surabaya Tundjung Iswandaru memastikan bahwa 57 armada feeder itu sudah datang tapi keberadaannya masih dirahasiakan hingga hari peluncuran.

"Ada 57 feeder. Sudah datang. Nah, kalau parkir di mana itu masih kami rahasiakan. Supaya jadi kejutan pas launching nanti," katanya kepada detikJatim, Rabu (11/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Armada feeder yang berjumlah 57 unit itu menurut Tundjung berupa mini bus. Kendaraan itu nantinya tidak bisa mengangkut banyak penumpang seperti Suroboyo Bus.

Kapasitas maksimal feeder ini antara 10 hingga 12 penumpang saja untuk melayani transportasi lanjutan bagi masyarakat setelah turun dari Suroboyo Bus atau Trans Semanggi Suroboyo.

ADVERTISEMENT

Nantinya, Tundjung memastikan bahwa feeder itu akan masuk hingga ke perkampungan. Itulah yang membuat 57 feeder itu tidak bisa segera dioperasikan pada Januari ini.

"Kami sedang setting halte, survei halte. Kami ingin agak masuk ke perkampungan," ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sempat menyinggung tentang feeder sebagai pendukung transportasi publik termasuk bus listrik agar seluruh transportasi terintegrasi.

"Kami juga akan gunakan feeder nanti. Jadi setiap wilayah yang menggunakan bus Surabaya akan kita siapkan feeder, dan feeder itu akan terpenuhi semua di tahun 2024. Sebagian kita gunakan listrik, itu komitmen kita," kata Eri.

Pemerhati Transportasi dari Unesa Dr Dadang Supriyanto pernah menyinggung soal feeder sebagai bagian penting transportasi berkesinambungan di Jawa Timur, termasuk di Surabaya.

Dosen Teknik Transportasi Unesa yang kerap dilibatkan dalam penataan transportasi di Jatim itu mengatakan bahwa konsep transportasi massal di Surabaya seringkali tidak saling berkesinambungan.

Ia mencontohkan KA Komuter yang akhirnya ditinggal peminat karena kurang evaluasi. Transportasi massal itu cuma bertahan 2 tahun lalu ditinggal karena peminat kebingungan.

"Karena apa? Koneksitas multimodanya tidak terbangun. Jadi pengguna merasa setelah berkereta api kok tidak ada kelanjutannya? Makanya sustainable transportation atau transportasi berkelanjutan itu harus dibangun," ujarnya.

Dadang menekankan adanya penataan transportasi feeder atau pengumpan yang harusnya dilakukan secara beriringan agar masyarakat di perumahan dan perkampungan bisa terlayani, sehingga mereka beralih ke transportasi publik.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads