Hari Epifani (Epiphany) dirayakan setiap 6 Januari. Epifani menjadi tanda berakhirnya musim liburan umat kristiani.
Itu seperti yang diterangkan situs resmi National Today. Di mana banyak orang yang sudah melepas ornamen Natal menjelang tahun baru. Namun banyak pula yang menutup perayaan kelahiran Yesus Kristus atau Natal pada 6 Januari.
Epiphany merupakan hari raya di mana umat kristiani merayakan wahyu Tuhan yang berinkarnasi sebagai Yesus Kristus. Perayaan Epifani mengakhiri 12 hari perayaan Natal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di awal abad keempat, gereja-gereja di Romawi Timur merayakan Natal pada 6 Januari. Sementara gereja-gereja di barat merayakannya pada 25 Desember. Itu sebabnya, banyak yang menyebut Hari Epifani sebagai perayaan Natal kuno.
Baca juga: Sejarah Hari Natal hingga Makna Perayaannya |
Di Spanyol misalnya, banyak anak-anak yang tidak menerima hadiah pada Hari Natal. Mereka menerimanya pada 6 Januari.
Kemudian di Irlandia, banyak yang menyebut Hari Epifani sebagai Little Christmas Women's Christmas. Sebab, banyak pria Irlandia yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga di hari itu.
Tradisi populer lainnya seperti menyanyi, makan kue, pergi ke gereja, dan berenang di musim dingin. Setelah itu mereka melepas ornamen Natal.
Sementara dalam situs resmi Gereja Ibu Teresa Paroki Cikarang dijelaskan, Epifani adalah momen di mana Tuhan menampakkan kemuliaan-Nya. Maka disebut Hari Raya Penampakan Tuhan. Pengertian 'Penampakan Tuhan' berasal dari kata Epiphaneia dalam bahasa Yunani, yang secara harafiah berarti 'penampakan yang mencolok.
Kata itu digunakan dalam Perjanjian Lama merujuk pernyataan Tuhan (2 Mak 15:27). Sedangkan dalam Perjanjian Baru digunakan untuk merujuk kelahiran Kristus atau penampakan-Nya usai kebangkitan serta kedatangan-Nya yang kedua (2 Tim 1:10). Dengan demikian, kata Epifani digunakan untuk merujuk pada penampakan keilahian Tuhan.
Pada Kristianitas awal, gereja merayakan Hari Epifani setiap 6 Januari untuk memperingati empat momen sekaligus. Empat momen itu yakni kelahiran Yesus, kedatangan orang-orang majus, pembaptisan Tuhan dan pernikahan di Kana.
Tradisi itu berlanjut dalam gereja barat (Katolik Roma) maupun gereja timur (Ortodoks) sampai abad kelima. Dalam Konsili Tours tahun 567, gereja barat memutuskan memisahkan peringatan kelahiran Yesus dari Hari Epifani. Kelahiran Yesus atau Natal diperingati pada 25 Desember dan Epifani dirayakan 6 Januari.
Pada 1955, Paus Pius XII memperbarui liturgi dengan memisahkan pembaptisan Tuhan dari Hari Epifani. Sejak saat itu, Hari Epifani hanya memperingati penyembahan Bayi Yesus oleh tiga orang majus dari timur.
Ada dua hal yang menjadi renungan dalam Hari Penampakan Tuhan. Yang pertama soal Tuhan berkenan menampakkan kemuliaan-Nya kepada manusia. Yang kedua soal manusia yang dilambangkan orang-orang majus, menanggapi pewahyuan tersebut dengan penuh iman dan kasih.
(sun/iwd)