Teras Rumah Warga Surabaya Ditembok Imbas Konflik Tetangga

Teras Rumah Warga Surabaya Ditembok Imbas Konflik Tetangga

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 04 Jan 2023 21:13 WIB
Rumah yang ditembok tetangga gegara masalah parkir
Rumah yang ditembok tetangga gegara masalah parkir. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Perseteruan antartetangga berujung penutupan akses dengan tembok kembali terjadi. Kali ini di Surabaya, tepatnya di Jalan Nginden Gang II. Sebuah teras rumah ditembok bata putih setinggi perut hingga keluarga di rumah itu harus melangkahi tembok itu untuk keluar masuk rumah.

Teras rumah itu milik Siti Nur Rokhiyah. Di rumah itu Siti tinggal bersama 8 orang anggota keluarganya. Sebenarnya, Siti tidak ada masalah dengan tetangganya bernama Dasmiran yang mendirikan tembok di kanan kiri halaman rumahnya. Keluarga Siti hanya terimbas konflik antara Dasmiran dengan Sirun.

Lokasi rumah Siti, Dasmiran, dan Sirun di Nginden Gang II memang sedikit tersembunyi. Berada di gang yang cukup sempit. Rumah Dasmiran yang berada di tengah-tengah seolah menjadi rumah utama di gang tersebut. Rumah Sirun berada di sebelah timur sedangkan rumah Siti berada di sebelah barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu masuk gang, tembok di kanan-kiri rumah Dasmiran itu terlihat. Satu yang berdiri tepat di depan rumah Sirun telah menjadi tembok solid dari batu bata dilengkapi semen sedangkan tembok yang didirikan di depan rumah Siti dibuat dari bata putih yang disusun tanpa semen.

"Awal mula gara-gara parkir motor sembarang. Karena rumah tengah (Dasmiran) sama kiri rumah (Sirun) bertengkar terus, kalau sama saya nggak ada apa-apa. Habis bertengkar langsung ditembok, bertengkar lagi ditambah lagi," cerita Siti saat ditemui detikJatim di rumahnya, Rabu (4/1/2023).

ADVERTISEMENT

Berbeda dengan penembokan yang dilakukan Dasmiran di depan rumah Sirun yang dilakukan begitu saja tanpa ada komunikasi, saat hendak menembok rumah Siti, Dasmiran dan istrinya sempat datang dan menyampaikan permintaan izin untuk melakukan penembokan.

"Pas mau ditembok, suami istri itu datang ke sini izin minta ditutup. Biar minta jalan ke yang punya tanah," ujarnya.

Sebenarnya, ketiga rumah tersebut ditambah 1 rumah lagi tersembunyi di gang antara rumah Sirun dengan tembok yang dibangun oleh Dasmiran, adalah satu kaveling lahan. Oleh pemilik tanah, lahan itu dijual terpisah-pisah.

Setelah negosiasi dengan banyak pihak, bahkan pada Selasa kemarin Wakil Wali Kota Armuji datang berupaya menengahi sekaligus. Mediasi itu juga ada ditampilkan di akun medsos Armuji.

Akhirnya Dasmiran mau memberikan satu meter lahan rumah belakangnya atau depan rumah siti sebagai akses jalan. Akses itu berupa celah tumpukan bata sekitar 35 cm di yang bisa dipakai keluar masuk oleh Siti dan keluarganya.

Sekretaris Camat Sukolilo Sugianto membenarkan bahwa antara pemilik rumah satu dengan lainnya memang terjadi perseteruan yang dipicu masalah parkir yang memakan lahan salah satu warga.

"Pak Dasmiran ingin parkir jika sewaktu-waktu bisa dipakai. Kata Pak Sirun itu lahan bersama, jalan umum. Tapi Pak Dasmiran menganggap itu adalah lahannya," kata Sugianto.




(dpe/dte)


Hide Ads