Penumpang tujuan Madura kepulauan yang tertahan di Pelabuhan Jangkar Situbondo mulai terserang penyakit. Paling banyak mengalami tensi darah tinggi.
Selain itu, sejumlah penumpang juga merasakan beberapa keluhan. Diantaranya sakit lambung, sering masuk angin, pusing, hingga sesak nafas,
Petugas kesehatan sendiri dari Koordinator Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas II Probolinggo selalu stand by di lokasi. Pelabuhan Jangkar, Situbondo, memang di bawah kendali KKP Probolinggo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terbanyak memang keluhan tensi darah tinggi," kata Azhar Rifai, petugas kesehatan KKP Probolinggo yang siaga di Pelabuhan Jangkar saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (4/1/2023).
![]() |
Menurut Azhar, penumpang yang mengalami tensi darah tinggi mungkin karena faktor pikiran. Karena mereka sudah 13 hari terlantar di pelabuhan, setelah tak ada kapal penyeberangan.
"Mungkin mereka mengalami stres, jenuh, serta gangguan psikis karena banyak mikir. Sehingga berdampak pada tensi naik," paparnya.
Penumpang kapal tujuan Madura kepulauan yang terlantar di pelabuhan Jangkar Situbondo, makin stres. Sebab, jadwal keberangkatan kapal bertambah hingga sekitar sepekan ke depan.
Berdasarkan surat rekomendasi BMKG, diperkirakan ombak Selat Madura dan sekitarnya baru akan membaik tangga 8 Januari 2023. Itu pun jika tak ada perubahan lagi.
Tertundanya jadwal keberangkatan kapal tersebut makin membuat gelisah calon penumpang. Selain mengalami rasa jenuh, perbekalan mereka makin menipis. Bahkan, ada yang sudah habis.
Mereka mengandalkan uluran tangan pihak lain. Untuk sekadar makan serta kebutuhan lain. Kalau pun ada solusi, mereka meminjam uang penumpang lain yang masih punya bekal.
Penumpang yang terlantar di pelabuhan tersebut juga hanya mendapat jatah makan sekali sehari pemberian pihak pelabuhan. Mereka juga hanya tidur beralas seadanya, di ruang tunggu.
Padahal, di antara penumpang tersebut ada orang lanjut usia, anak-anak, serta seorang perempuan yang sedang hamil.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News
(dpe/iwd)