Tugu Rante Saksi Bisu dan Kenangan Pilu Letusan Gunung Kelud Tahun 1919

Tugu Rante Saksi Bisu dan Kenangan Pilu Letusan Gunung Kelud Tahun 1919

Erliana Riady - detikJatim
Senin, 02 Jan 2023 08:38 WIB
Tugu Rante Blitar
Tugu Rante, Blitar, saksi bisu letusan dahsyat Gunung Kelud pada 1919. (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Tugu Rante adalah penanda tapal batas antara wilayah kota dengan Kabupaten Blitar. Namun tak banyak yang tahu, jika tugu ini menyimpan kenangan pilu korban letusan Gunung Kelud ratusan tahun silam.

Dinamakan Tugu Rante karena tembok setinggi dua meter ini dikelilingi rantai besi berukuran besar. Didirikan tepat di simpang tiga jalan utama Blitar-Kediri dan Blitar-Tulungagung. Tepatnya masuk wilayah Desa Bendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Selintas tak ada yang menarik dengan Tugu Rante. Namun rasa penasaran akan muncul ketika mendekati dan menemukan ukiran tulisan seperti ini :

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IN MEMORIAM.
AMB.FUS. MANDOJO ALG STB No. 98384
" " KALIGIS " " " 96397
" " SOERVOE " " " 98492
" " MATAHERU " " " 74454
" KORP. AJAL " " " 78968
INL.FUS. KARTOREDJO " " " 74905
ALIAS PAINO

BIJ HET VERVULLEN VAN HUN PLIGHT OMGE NOMEN BIJ DE KLOETUITSBARSTING OP 19 MEI 1919

ADVERTISEMENT

Tulisan dalam Bahasa Belanda ini jika diartikan bebas, tugu itu untuk mengenang nama-nama yang terukir di dindingnya. Dari nomor yang ditulis dengan AMN Fus dan INL Fus, serupa dengan nomor anggota batalyon prajurit perang masa Hindia Belanda.

Sekretaris Desa Bendo, Juwandono menceritakan, Bendo dulu terkenal dengan bangunan Belanda yang disebut Ngloji. Lokasinya di sebelah barat lapangan Bendo sekarang. Namun bangunan itu sekarang tak tersisa, hanya tinggal cerita.

Lokasi tempat tugu itu berdiri merupakan area jurang yang cukup dalam. Masyarakat sekitar pada masa itu menggunakannya sebagai kuburan massal.

"Dulu ceritanya situ itu jurang. Terus digunakan sebagai kuburannya orang-orang Belanda yang tinggal di Ngloji barat sana yang sudah meninggal. Tapi lama kelamaan, pribumi yang meninggal juga dimakamkan di situ. Nama-nama itu kan nama orang Indonesia, mungkin ya yang mengabdi di Ngloji dulu," tuturnya, Minggu (1/1/2023).

Melansir beberapa literasi, Gunung Kelud meletus hebat tahun 1919. Gunung Kelud meletus dahsyat tengah malam antara tanggal 19- 20 Mei 1919. Namun ada juga sumber yang menuliskan bahwa Kelud meletus hebat tanggal 1 Mei 1919, tengah malam.

Dilaporkan, sedikitnya 5.160 orang menjadi korban jiwa. Letusan tengah malam itu disebut yang terbesar selama abad 20.

Letusan ini sangat keras sehingga dentumannya terdengar sampai Kalimantan. Hujan batu cukup lebat dan sebagian atap rumah hancur. Hujan abu bahkan mencapai Bali. Kota Blitar dilaporkan mengalami kehancuran sangat parah akibat letusan ini.

Hanya berjarak sekitar15 meter sisi timur dari Tugu Rante, mengalir Sungai Nganglik yang merupakan jalur aliran lahar Gunung Kelud. Akibat letusan Gunung Kelud saat itu, kontur tanah pinggir sungai yang semula jurang sangat dalam, menjadi rata dipenuhi material vulkanik.

"Beberapa sesepuh bilang, kalau banyak korban letusan Kelud bergelimpangan di sekitar Tugu Rante itu. Mereka kemudian dikubur bersama-sama di situ. Jadi mungkin saja tugu itu juga untuk mengenang para korban letusan Kelud tahun 1919," ungkapnya.

Juwandono mengaku tidak mengetahui pasti siapa yang membangun tugu peringatan itu. Yang jelas, bangunan itu awalnya tidak berbentuk seperti sekarang. Beberapa kali mengalami pemugaran dan perbaikan.

"Yang memperbaiki mungkin Pemprov Jatim ya, jarena lokasinya yang utara itu masuk jalur provinsi. Kalau yang ke arah barat ini jalur kabupaten," tukasnya.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News.




(fat/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads