Nestapa Penjual Terompet di Surabaya, Terganjal SE hingga Sepi Pembeli

Nestapa Penjual Terompet di Surabaya, Terganjal SE hingga Sepi Pembeli

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Sabtu, 31 Des 2022 19:53 WIB
Penjual terompet surabaya
Penjual terompet di Jalan Diponegoro Surabaya. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Pemkot Surabaya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait larangan dan ketentuan dalam perayaan Tahun Baru 2023. Salah satunya adalah melarang penjualan terompet.

Namun, dari pantauan detikJatim, masih ada beberapa pedagang terompet yang masih menjajakan dagangannya di Kota Pahlawan. Baik di ruas protokol maupun di kawasan permukiman.

Salah satunya adalah Sugeng. Pria berusia 40 tahun ini mengaku selalu menjual aneka jenis terompet setiap perayaan tahun baru di Surabaya. Sugeng menuturkan, tahun baru adalah berkah baginya. Meski, ia mengaku tak tahu ada SE itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga terompet yang dijajakan pum beragam. Mulai Rp 10.000 sampai Rp 40.000 per biji.

"Harganya macam-macam, paling laris jenis biting (terompet berbahan kertas dan berbentuk corong)," kata Sugeng, Sabtu (31/12/2022).

ADVERTISEMENT

Pria yang akrab disapa Soi itu mengaku baru buka dan menggelar kembali dagangannya akhir tahun ini. Sebelumnya selama 2 tahun, ia tak berjualan akibat pandemi COVID-19.

Meski begitu, ia mengaku dagangannya masih sepi. Hujan yang sempat mengguyur pagi sejak siang hari berdampak pada penjualan terompetnya.

"Mulai pagi tadi masih sepi, setiap tahun saya langganan jualan di sini (Jalan Diponegoro Surabaya), sudah 5 tahun jualan (terompet)," ujarnya.

Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang nasi jagung itu mengaku, hujan menyurutkan harapannya. Sebab, pada tahun-tahun sebelum pagebluk, ia mampu meraup keuntungan hingga Rp 3 juta dalam semalam saja.

"Udan, paling wong-wong aras-arasen metu (orang-orang malas keluar rumah)," tutur pria yang memiliki 3 buah hati itu.

"Sudah saya antisipasi kalau hujan, pakai tutup plastik ini, tapi tahun ini sepi, nggak koyok sak durunge (nggak kayak sebelum Pandemi COVID-19)," lanjut warga Jarak, Surabaya itu.

Hal senada disampaikan Priyono. Pria berusia 25 tahun itu mengaku dagangannya masih sepi akibat hujan.

"Radi sepi, Mas, tasih yamenten, udan sepindah (Agak sepi, Mas, masih jam segini, apalagi hujan lagi)," kata pria asal Gonggang Poncol, Magetan, Jatim itu.

Priyono menegaskan, dirinya sengaja berjualan di kawasan permukiman, tepatnya di depan Kantor Kelurahan Putat lantaran di sekitarnya masih banyak anak-anak dan masyarakat. Ia optimistis dagangannya laris hingga detik-detik malam pergantian tahun.

"Regine milai Rp 10.000 sampek Rp 30.000, menawi udan nggih ngefek (Harganya mulai Rp 10.000 sampai Rp 30.000, kalau hujan ya berpengaruh, Mas)," ucapnya sambil menunjukkan aneka jenis terompet dagangannya.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News.




(dte/dte)


Hide Ads