Pantauan detikJatim, di area Pasar Atom dan Jalan Kapasari terdapat penjual terompet tiup. Di Jalan Kapasari juga Tambaksari banyak penjual petasan di pinggir jalan.
Salah satu penjual terompet berinisial HM mengaku mendapat titipan dari pembuat terompet dari Bratang Gede. Ia menjualkan terompet dan topi sejak Senin kemarin dan mulai ramai pembeli hari ini.
"Terompet saja Rp 10 ribu, kalau sama topi Rp 15 ribu. Ada yang borong dari pihak hotel sekitar 50-an. Ini saya dititipin Pak Yanto (pembuat terompet tiup dari Bratang Gede)," kata HM saat ditemui detikJatim, Selasa (27/12/2022).
Biasanya, lanjut dia, pembeli akan ramai pada satu hari sebelum dan saat malam tahun baru. Tapi HM mengaku tak mengetahui dengan larangan pemkot.
"Mulainya sekitar tanggal 28 Desember sampai malam tahun baru banyak (pembeli), sekarang masih ada yang beli. Ga tahu kalau larangan dari pemkot. Ini orang naruh disuruh jualkan," jelasnya.
Sama halnya dengan pedagang terompet tiup dan petasan berinisial OV. Bedanya, ia menjual terompet tiup modern, bukan dari karton. Karena terompet tiup bisa menghasilkan lima macam bunyi.
![]() |
"Terompet tiup sudah 1 minggu. Cukup banyak yang beli. Harganya Rp15-20 ribu. Mulai ramai hari ini, tapi paling ramai pas H-1 dan pas malam tahun baru," kata OV.
Menurutnya, penjualan terompet turun drastis dan jauh dibandingkan sebelum Pandemi COVID-19. Ini bisa dilihat ketika banyak yang menjual terompet tiup maka artinya banyak pembeli yang mencari.
"Kalau banyak yang jual banyak yang beli. Nggak papa terompet, pemkot melarang yang bensol (terompet dipencet), kalau ini nggak (bikin) kaget. Disini belum ada pengaruh, nggak tahu kalau ada larangan itu," ujarnya.
Sementara untuk petasan, OV mengatakan akan ramai saat tiga hari menjelang tahun baru. Ia pun menjual aneka macam petasan dan hari ini mulai ramai pembeli.
"Yang paling ramai pas malam tahun baru. Ini kulakan di Sepanjang. Sekarang menurun, dulu rame sebelum Pandemi. Kalau nggak hujan, ya, ramai," katanya.
OV mengatakan jika sudah mengantongi izin berjualan dari pemkot sejak Ramadan lalu. Namun ada syarat yang petasan yang tidak boleh dijual, seperti di atas 2 dim atau lebih dengan diameter 5 cm.
"Larangan dari pemkot kalau jual melebih ukuran ga boleh, 1,8 dim (diameter) ga boleh. Ini sudah ada izin, puasa keluar suratnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto menyatakan akan menyita terompet dan petasan yang masih dijual. Karena sudah ada dilarang berjualan 2 benda itu di Surabaya menjelang tahun baru 2023.
Satpol PP akan melakukan razia. Bagi penjual yang nekat menjual terompet dan petasan untuk merayakan malam pergantian tahun akan diberikan teguran secara persuasif. Sanksinya barang yang dijual akan disita. Terompet bisa diambil lagi nanti, tapi tidak untuk petasan.
"Kalau ditemukan langsung disita. Kami amankan dan bisa diambil setelah tahun baru," ujar Eddy kepada detikJatim, Sabtu (24/12).
(dpe/iwd)