Itu seperti dikutip detikJatim dari sebuah tesis dalam situs resmi Universitas Islam Indonesia. Menurut sejarah Islam, tradisi sunat pertama kali dilakukan Nabi Ibrahim di usia 80 tahun.
Nabi Ibrahim disunat setelah mendapat perintah dari Allah SWT. Kemudian, itu menjadi landasan bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk sunat.
Dalam istilah medis, sunat dikenal dengan sirkumsisi, yang berarti pembuangan sebagian kulup penis. Sunat dianjurkan karena memiliki manfaat kesehatan.
Namun di tengah masyarakat, ada banyak mitos terkait sunat. Berikut ini mitos seputar sunat dan fakta sebenarnya menurut ahli, yang dirangkum CNN Indonesia.
1. Mitos dilarang lari sebelum sunat selama tiga hari
Mitosnya, yang mau disunat dilarang lari agar tidak keluar banyak darah saat disunat. Faktanya, kata dokter Reisa Broto Asmoro, banyaknya darah yang keluar saat disunat, biasanya karena yang disunat terlalu tegang.
Sebab saat yang disunat tegang, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Sehingga darah keluar lebih banyak.
2. Mitos tidak boleh berenang di laut
Mitosnya, yang habis disunat tidak boleh berenang di laut. Menurut dokter Reisa ini fakta.
Ia menjelaskan, penis yang baru disunat masih dalam keadaan terluka dan rentan terkena infeksi. Air laut bisa memperparah luka pada penis sehingga proses penyembuhan akan semakin lama.
"Harus tahu kapan harus beraktivitas dan tidak. Kalau berenang ya perih ya lagi luka, tidak nyaman pasti. Tunggu beberapa hari sampai perih dan luka hilang, atau sampai dokter memutuskan boleh atau tidak," tutur Reisa.
3. Mitos sunat bikin anak cepat tinggi dan besar
Mitosnya, sunat membuat anak lebih cepat tumbuh tinggi dan besar. Reisa kemudian menjelaskan mitos tersebut tidak benar.
Sebab sirkumsisi atau sunat bersifat anatomis. Sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan, tumbuh kembang dan lainnya.
"Paling sering mitos seputar sunat bahwa anak yang disunat lebih cepat tingginya, atau kalau disunatnya mesti tunggu puber dulu ya. Macam-macam mitos yang beredar," kata Reisa.
Manfaat sunat untuk kesehatan di antaranya mengurangi risiko infeksi saluran kemih, mencegah risiko kanker penis, mencegah peradangan penis, mengurangi risiko HIV, serta mencegah penyakit menular seksual.
"Jadi tidak perlu takut, ragu. Bahkan saya setuju, untuk mencegah penyakit-penyakit medis, sunat dilakukan secepatnya," terang Reisa.
4. Mitos anak disunat jin
"Ada lagi, disunat sama jin, sempat heboh di salah satu wilayah Pulau Jawa, habis mandi disunat, dikhitan sama jin. Hal ini tidak mungkin terjadi. Sunat harus dengan tenaga profesional," kata Reisa.
Dalam dunia kedokteran, peristiwa 'kelamin disunat jin' dikenal dengan istilah parafimosis.
Parafimosis merupakan kelainan di genital laki-laki di mana kulit yang menutupi penis tertarik ke belakang batang penis dan tidak dapat dikembalikan ke posisi semula (ke depan batang penis) sehingga penis menjadi terjepit.
"Penampilannya seperti sudah disunat tapi tidak ada yang menyunat, makanya dibilang disunat jin. Tapi itu cuma mitos," kata Arry Rodjani dokter spesialis urologi dari RS Siloam ASRI pada 2015.
(sun/dte)