Cukup banyak cerita warga yang kaget mendapati siaran televisi (TV) analog di Jatim-1 termasuk Surabaya Raya, baik Surabaya, Gresik, maupun Sidoarjo benar-benar dimatikan. Ada yang baru ngeh, ada juga yang kaget mengira TV miliknya rusak.
Keterkejutan warga yang mengira TV-nya rusak itu dialami oleh Lusi (40), warga Bluru Kidul, Sidoarjo. Kepada detikJatim ia ceritakan bagaimana dirinya sempat memberitahu suaminya, Taufik (43) bahwa TV mereka benar-benar rusak.
"Nggak nonton TV sekarang. Ndak pakai STB juga. Wong tadi pagi aja aku kaget lihat TV rusak. Semua channel tak pindah-pindah, 1, 2, 3 rusak semua. Mas Taufik terus bilang, ya, memang wayahe, Ma," kata Lusi, Rabu (21/12/2022).
Lusi mengaku keluarganya masih menggunakan TV tabung. Meski tahu tentang wacana siaran TV analog akan dimatikan tapi keluarganya tidak mengantisipasi dengan membeli set top box (STB).
"Aku bilang ke Mas Taufik, o, berarti pemerintah ini serius, ya. Nggak bohong kalau kayak gini. Mahal kayaknya, ya, harganya (STB)? Ga sempat beli wong aku baru tahu tadi pagi. Biasanya itu aku nyetel ceramah di Trans TV itu, lho. Tadi pagi tak nyalain, lha kok nggak muncul siarannya," katanya.
Karena tahu TV-nya sudah benar-benar tidak bisa digunakan, maka Lusi pun mencabut sambungan kabel yang biasanya tidak pernah lepas dari stop kontak. Putranya pun sempat kecewa dengan keadaan itu.
"Jarene anakku, wah, Ma, nggak ono hiburan iki (Kata anak saya, wah, ma, nggak ada hiburan ini). Ya, gimana lagi. Beneran nggak nonton TV sampai sore ini. TV-nya sampai tak cabut itu, lho. Biasanya nggak pernah lepas kabelnya," ujarnya.
Untuk mengisi suasana di rumahnya, Lusi pun pada akhirnya kembali ke radio. Radio lawas miliknya dia keluarkan lalu dia nyalakan. Saat mendengarkan salah satu radio berita swasta Surabaya, lagi-lagi dia mendapati pembahasan tentang siaran TV analog yang sudah dimatikan.
"Iya, akhirnya nyetel radio. Dengerin radio, dadak sing dibahas yo soal TV analog (Mendadak yang dibahas ya TV analog). Oalah," ujarnya lalu tertawa.
"Ono ae acarane pemerintah iki!" Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/fat)