Pakar Elektronik ITS Sebut STB Tak Meledak, Tapi Bisa Terbakar Jika...

Pakar Elektronik ITS Sebut STB Tak Meledak, Tapi Bisa Terbakar Jika...

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 19 Des 2022 20:17 WIB
Digital TV tuner with remote control on white background
Ilustrasi STB. (Foto: Getty Images/iStockphoto/popovaphoto)
Surabaya -

November lalu sempat viral di WhatsApp dan Facebook set top box (STB) milik warga meledak. Pakar elektronik ITS Dr Ir Endroyono DEA menyangkal kemungkinan STB meledak. Tetapi bila terbakar, hal itu bisa terjadi.

"Kalau dari sisi elektronik, meledak sih nggak. Kalau terbakar mungkin akibat hubungan singkat," kata Dosen Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS saat dihubungi detikJatim, Senin (19/12/2022).

Menurutnya, elemen yang ada di STB tersebut bisa menimbulkan suara ketika panas dan terbakar. Namun, hanya kapasitor dan biasanya terjadi letupan kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menjelaskan bahwa STB yang terbakar biasanya akibat arus pendek di trafo catu daya. Akibatnya, STB itu berada di lokasi tertutup yang membuatnya panas dan tidak tersalur dengan baik.

Tak hanya STB saja tetapi hampir semua elektronik terdapat petunjuk serupa. Di mana dalam penggunaan perlu menghindarkan dari panas berlebih.

ADVERTISEMENT

"Suhu ruang biasa desainnya aman kok. Kemungkinan terjadi (terbakar) juga sangat kecil kalau sirkulasinya bagus," katanya.

Selain suhu ruangan, kualitas STB juga bisa menjadi masalah. Dia menduga STB yang tidak sesuai dengan standar yang biasanya memicu masalah baru bagi penggunanya.

"Secara umum, kalau sudah dipasarkan secara resmi biasanya kualitas standar. Mungkin, yang jenis refurbish, yang murah karena hasil perbaikan dan lainnya ada kemungkinan tidak standar dan bisa memicu masalah," jelasnya.

Oleh karena itu, kata dia, normalnya pemerintah dalam hal ini Kemenperin memiliki kewajiban untuk menjaga produk STB di pasar. Namun, hal yang susah dikontrol ialah ketika membeli secara online dengan harga sangat murah.

"Satu pesan kepada masyarakat yang hendak beli, jer basuki mawa beya, jangan beli yang terlalu murah. Dan kalau memungkinkan pilihlah produk dalam negeri," ujarnya.




(dpe/dte)


Hide Ads