Pengakuan Pelanggan PSK Makam Kembang Kuning Surabaya yang Pernah Terenyuh

Pengakuan Pelanggan PSK Makam Kembang Kuning Surabaya yang Pernah Terenyuh

Tim detikJatim - detikJatim
Minggu, 18 Des 2022 15:56 WIB
Makam Kembang Kuning Surabaya
Mobil polisi berpatroli di kawasan makam Kembang Kuning Surabaya. (Foto: Dok. detikJatim)
Surabaya -

Prostitusi makam Kembang Kuning di Surabaya kerap dianggap sebagai prostitusi receh. Menurut pengakuan pelanggan Pekerja Seks Komersial (PSK) Kembang Kuning, tarif yang ditawarkan bervariasi.

Saat berhenti di salah satu warung kopi di area selatan makam untuk meminum kopi, detikJatim bertemu dengan seorang pria berinisial AW (39). Pria asal Pasuruan itu mengaku beberapa kali ke prostitusi makam Kembang Kuning.

"Ada yang Rp 70 ribu, ada yang sampai Rp 500 ribu," kata AW, Jumat malam (18/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usia PSK yang menjajakan diri di makam Kembang Kuning beragam. Ada yang 40-50 tahun. Mereka biasa melayani para pelanggan di tengah makam yang agak jauh dari jalan.

"Itu pakai kardus atau tikar. Mainnya ya di tengah makam situ, cari yang gelap. Tapi kadang ada yang nawarkan kamar," tambah AW.

ADVERTISEMENT

AW menyebut, biasanya kalau pelanggan memilih di kamar, tarifnya Rp 500 ribu.

"Tapi nggak semua nyewa kamar atau losmen. Mereka terkadang membawa saya ke kamar kos atau rumah kontrakannya," bebernya.

Bahkan, lanjut AW, pernah ada kejadian yang cukup membuat hatinya terenyuh. Saat diajak PSK ke rumah kontrakannya, dia melihat anak dari PSK itu sedang tidur di ruang tamu.

"Saya dibawa ke kamarnnya. Setelah itu anaknya bangun, akhirnya wanita itu bilang kalau saya ini papa barunya. Karena kasihan, sedih, saya beri anak itu uang buat jajan," imbuhnya.

Selain wanita, ada juga waria yang menjajakan diri di makam Kembang Kuning. Namun, karena sering dirazia, para waria itu banyak yang meninggalkan makam Kembang Kuning.

"Kalau sekarang si masih ada, tapi nggak sebanyak dulu. Soalnya bencong itu hanya mencari kepuasan, bukan mencari uang. Memang nggak semua, tapi kebanyakan mereka membayar pria yang mau bermain dengannya," ungkap AW.

"Lah aku normal mas, yo nggak gelem masio dibayar," sambungnya.

Menurut AW, makam Kembang Kuning merupakan prostitusi yang pas di kantong. Sepengetahuannya, kebanyakan pelanggan di Kembang Kuning adalah pekerja proyek yang jauh dari rumah atau pekerja dengan penghasilan rendah.

"Ya gimana lagi, saya sudah menduda selama 6 tahun. Mau mencari istri belum dapat juga. Dari pada melakukan hal-hal aneh seperti cabul, memperkosa mending beli gini," ungkapnya blak-blakan.




(abq/dte)


Hide Ads