Fenomena aliran pasir tanpa air dari Gunung Semeru bikin heboh media sosial. BPBD Jatim membenarkan fenomena itu terjadi di Lumajang meski tidak menjelaskan detail apa benar pasir itu mengalir tanpa air? Sampai hari ini, banjir lahar hujan masih terjadi di sekitar Curah Kobokan.
Berkaitan dengan video viral di media sosial, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim Satriyo Nurseno membenarkan bahwa peristiwa itu terjadi hari ini di Lumajang.
"Menurut informasi dari Agen Bencana Jatim Kabupaten Lumajang, kejadian itu memang benar terjadi," ujarnya dikonfirmasi detikJatim, Kamis (15/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satriyo menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi pada Kamis sore sekitar pukul 15.00 WIB di sekitaran Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
"Kejadian tersebut terjadi di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro sekitar pukul 15.00 WIB," ujarnya.
Sayangnya, Satriyo tidak memberikan penjelasan lebih detail tentang fenomena pasir yang bisa mengalir tanpa adanya air sebagaimana narasi dalam video 29 detik yang viral di media sosial.
Sementara itu, BPBD Lumajang hari ini menyatakan telah terjadi banjir lahar hujan atau banjir lahar dingin dari Gunung Semeru yang mengalir di ke sejumlah daerah aliran sungai (DAS).
Sejumlah DAS yang dialiri banjir lahar hujan itu di antaranya di Kali Lanang dan Sungai Besuk Kobokan, yang berada di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Akibat banjir lahar hujan yang bertemu dengan endapan material vulkanik sisa erupsi Gunung Semeru yang masih panas, letusan sekunder terjadi di sepanjang jalur aliran lahar tersebut.
Letusan sekunder itu menimbulkan asap pekat yang membubung namun tidak sampai berdampak ke pemukiman warga karena lokasinya masih berada di sekitar jalur lahar.
"Telah terjadi banjir lahar gunung Semeru di Sejumlah DAS. Di antaranya di Besuk Kobokan dan Kali Lanang. Material erupsi yang masih ada mengakibatkan letusan sekunder," ujar Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo kepada detikJatim.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, banjir lahar hujan dan letusan sekunder di sepanjang aliran lahar Kali Lanang dan Besuk Kobokan itu, jalur alternatif Lumajang-Malang ditutup total hingga banjir lahar surut dan letusan sekunder berakhir.
Seperti diketahui, aktivitas Gunung Semeru saat ini berstatus Siaga atau Level 3. Warga diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sepanjang aliran lahar Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer.
"Jalur alternatif Lumajang-Malang sementara ditutup Banjir lahar Gunung Semeru. Selain itu warga yang berada di sepanjang sungai yang berhulu dari Gunung Semeru agar meningkatkan kewaspadaan," kata Wawan.
Fenomena pasir Semeru mengalir tanpa air. Baca di halaman selanjutnya.
Seperti dipantau detikJatim pada Kamis, video viral berdurasi 29 detik itu menunjukkan pasir itu mengalir di daratan.
Suara dalam video itu menyebutkan bahwa pasir itu berasal dari Gunung Semeru.
"Iki lho, deloken iki. Asli teko Semeru, Lurr, iki Lurr.... Nggak ana banyune Lur! Nggak ana banyune Lur.... Semeru, Lur," ujar perekam video itu.
Seperti disampaikan suara perekam video itu bahwa pasir itu mengalir seperti air tapi bila diperhatikan seksama sebenarnya hanyalah pasir.
Hal itu disebut pula dalam keterangan video tersebut, "sekilas info Gunung Semeru saat ini, terlihat seperti pasir bergerak tapi tidak ada airnya".
Saat dilihat pada Kamis malam pukul 19.03 WIB, video reels aliran pasir Semeru itu telah ditonton lebih dari 28.100 kali, disukai 1.949 warganet, dan dikomentari sebanyak 49 kali.
Tanggapan warganet soal fenomena di dalam video itu pun beragam. Ada yang menyebutnya lahar dingin, ada juga yang merespons video itu dengan candaan.
Simak beberapa respons mereka berikut ini.
"Itu pasir panas,,,?"
"Tanda-tanda akhir tahun semakin dekat."
"Tukang pasir melihat itu harta karun"
"Ini termasuk likuifaksi bukan ya?"
Tidak hanya itu, ada pula warganet yang mengungkapkan bahwa dirinya merasa takut dengan fenomena itu.
"Kok ngeri ya, liatnya."