Pesisir Selatan Jawa Timur akan dipelototi jelang momen Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Hal ini dikarenakan rawan potensi bencana.
"Bilang rawan, semua di pesisir Selatan itu potensi bencana. Jatim itu etalase bencana meski di wilayah Selatan khususnya yang kami siaga soal tsunami, seperti apa yang selalu disampaikan BMKG kondisinya yang sewaktu-waktu berpotensi terjadi," kata Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto, Selasa (13/12/2022).
Dia menambahkan secara umum pada momen Nataru, 38 kabupaten/kota di Jawa Timur berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi, akibat adanya cuaca ekstrem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi terkait persiapan Nataru, di mana pastinya di lokasi wisata akan ada tambahan tingkat kunjungan masyarakat. Kami BPBD kami sudah rakor dengan Polda, salah satunya membahas koordinasi antara BPBD kabupaten/kota, TNI-Polri, dan relawan," tambahnya.
"Kalau di Jatim daerah lain rata potensi bencananya, ada gempa, banjir, dan tanah longsor. Kami juga menyiapkan seluruh perangkat pendukung kami, baik sarana prasarana," jelasnya.
BPBD Jatim menyiapkan 140 personel untuk terjun ke daerah sewaktu-waktu bencana terjadi. Pihaknya juga akan terus berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota.
"Kalau di Jatim daerah lain rata potensi bencananya, ada gempa, banjir, dan tanah longsor. Kami juga menyiapkan seluruh perangkat pendukung kami, baik sarana prasarana," jelasnya.
Mantan Kabiro Kesra Pemprov Jatim ini juga menyampaikan jumlah bencana alam di Jawa Timur sepanjang tahun 2022. Ada sebanyak 211 kejadian bencana alam di Jatim, di mana bencana banjir mendominasi.
"Dari Januari sampai November 2022, ada 107 banjir, 78 angin kencang, ada 4 banjir bandang, 8 tanah longsor. Kemudian ada 4 angin puting beliung, dan 10 bencana lainnya," tandasnya.
(faa/fat)