PW GP Ansor Jawa Timur mendesak pemerintah memperkuat pendidikan Pancasila sejak usia dini menyusul bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung. Pendidikan Pancasila penting agar generasi muda Indonesia lebih kebal menghadapi upaya pencucian otak mengatasnamakan jihad dalam agama tertentu.
"Ini kaitannya kejadian seperti premanisme di Surabaya, juga bocah nendang nenek di jalan, lalu terbaru aksi terorisme di Bandung. Kita perlu introspeksi diri, pendidikan mengenai Pancasila harus diperkuat di pendidikan kita, terutama pendidikan sejak dini," jelas Bendahar Ansor Jatim M Fawait kepada detikJatim, Kamis (8/12/2022).
Pria yang akrab disapa Gus Fawait ini menyatakan penguatan Pancasila juga merupakan wujud kecintaan umat Islam terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sebagai bentuk kecintaan kita ke Nabi, dikemas dalam ideologi bangsa kita Pancasila. Saya yakin kalau Pancasila ditanamkan sejak dini ke bangsa, kejadian-kejadian ini akan bisa diminimalisir," urainya.
Menurutnya, ajaran Pancasila tidak hanya mengajarkan hubungan antar sesama manusia, tetapi juga hubungan ke Tuhan.
"Yang perlu kita introspeksi diri bahwa ajaran Pancasila harus diterapkan ke anak-anak usia dini. Kalau perlu dari tingkat PAUD, TK, dan seterusnya," kata Gus Fawait.
Gus Fawait melanjutkan, setiap ada kejadian bom bunuh diri atau terorisme lainnya, selalu mayoritas menyudutkan agama tertentu sebagai landasan orang melakukan jihad. Padahal, tidak ada agama yang mengajarkan soal terorisme.
"Bahwa tidak ada agama satupun di Indonesia, di muka bumi ini yang mengajarkan masalah kekerasan. Bahkan di Islam mengajarkan menganggu nonmuslim saja dosa besar," katanya.
"Kalau ada yang diiming-imingi jihad, itu orang yang pondasi agamanya tidak kuat. Penguatan Pancasila sebagai wujud dari ajaran baginda Nabi Muhammad, sebagai wujud ajaran agama di Indonesia perlu diperkuat dan ditanamkan lebih keras lagi ke anak-anak bangsa dari usia dini sampai lanjut," sambungnya.
Gus Fawait menegaskan pelaku terorisme adalah oknum tidak bertanggung jawab yang bukan representasi dari agama tertentu. Baginya, teroris adalah pihak yang ingin menciptakan perpecahan antar bangsa dan harus diperangi oleh seluruh masyarakat Indonesia.
"Masyarakat harus bersama-sama melawan terorisme. Jangan pernah ragu kalau melihat sebuah aktivitas yang mencurigakan, perlunya penguatan satu sama lain di antara masyarakat kita," tandasnya.
(fat/dte)