Perbatasan Diperketat Cegah Gangster Luar Masuk Surabaya

Perbatasan Diperketat Cegah Gangster Luar Masuk Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 07 Des 2022 13:10 WIB
Operasi skala besar oleh petugas gabungan polisi-TNI-Satpol PP untuk mencegat gangster
Polisi mengamankan motor milik anggota gangster Surabaya (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Surabaya -

Kelompok remaja atau gangster yang membawa sajam masih meresahkan Kota Surabaya. Beberapa di antaranya merupakan warga luar kota. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menginstruksikan melakukan penjagaan ketat di perbatasan daerah.

Eri mengatakan mayoritas anggota gangster masih remaja. Dari kecepatan informasi di medsos membuat remaja lain terkontaminasi dengan unjuk diri di daerah lain. Melalui medsos pula mudah merekrut anggota untuk masuk ke kelompok mereka.

"Sebetulnya ini bukan gangster, tapi anak-anak remaja yang mencari eksistensi. Surabaya mengkontaminasi daerah lain, daerah lain mengkontaminasi Surabaya. Ini menjadi tugas kita kepala daerah lainnya, termasuk Surabaya Raya, bagaimana menjaga anak-anak muda ini ke depannya karena mereka adalah calon pemimpin bangsa," kata Eri kepada wartawan, Rabu (7/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, untuk menjaring keberadaan kelompok remaja ini patroli akan terus dilakukan setiap malam dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Bahkan, Pemkot Surabaya juga melakukan penjagaan ketat di area perbatasan kota.

"Kita juga menjaga di setiap perbatasan Kota Surabaya, seperti perbatasan Surabaya dengan Kabupaten Gresik dan Sidoarjo. Sebab, dari hasil razia kemarin, kita tangkap ada 12 orang, 5 di antaranya warga dari luar Surabaya. Jadi mereka datang masuk ke Kota Surabaya melalui undangan (medsos), setelah itu masuk dan melakukan konvoi," ujarnya

ADVERTISEMENT

Eri menjelaskan dari pantauan Kapolrestabes Surabaya, awalnya remaja tersebut kumpul-kumpul, setelah itu membentuk kelompok, akhirnya ada persaingan. Lalu saat satu muncul, satunya ikut menarik dirinya untuk menunjukkan eksistensinya. Setelah itu melakukan tindakan kekerasan dan kedapatan membawa sajam.

"Harga diri Kota Surabaya harus dikembalikan sehingga warga merasa ini (Surabaya) rumah kita. Karena apapun akan saya lakukan untuk warga Surabaya agar merasa aman dan nyaman di kotanya sendiri," jelasnya.

Para remaja yang terjaring patroli gabungan akan dilakukan pembinaan wawasan kebangsaan atau pendidikan semi militer. Sedangkan untuk remaja yang membawa sajam, akan diproses kepolisian sesuai hukum yang berlaku.

"Ada sendiri pasal-pasal hukumnya begitu. Terus, kalau umurnya sudah 17 ke atas, proses hukum terus berlanjut. Ada juga yang 17 tahun ke bawah, banyak lah itu umur 14-15 tahun. Ini kebetulan ketuanya sudah ditangkap, di sana pasti dia menyebutkan nama anggotanya siapa saja, yang ketangkap temannya siapa saja. Maka saya harap para orang tua kalau anaknya tidak pulang itu ke mana, ditanyalah," urainya.

Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan telah berkoordinasi dengan TNI/Polri untuk melakukan kunjungan ke rumah para remaja yang terjaring patroli agar diberikan pembinaan wawasan kebangsaan. Tak hanya para remaja, para orang tua juga akan ikut mendapatkan pendampingan dan penguatan.

"Bagaimanapun saya yakin anak-anak ini punya rasa cinta kasih kepada kota dan bangsa ini yang sangat besar," pungkas Eri.




(esw/iwd)


Hide Ads