Hasanah (45) warga Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, tidak menyangka hari Minggu 4 Desember menjadi hari yang menegangkan. Dia merasakan kembali suasana mencekam Gunung Semeru kembali erupsi, Sabtu 4 Desember 2021.
Dia mengaku begitu cepat Gunung Semeru kembali erupsi. Bahkan tepat 1 tahun peristiwa yang menewaskan puluhan korban itu terjadi, dirasakan kembali.
"Tidak bisa dilupakan suara gemuruh Gunung Semeru (Saat erupsi)," kata Hasanah, warga Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro kepada detikJatim di Posko Pengungsian Desa Penanggal, Senin (5/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku merasa trauma terdengar suara gemuruh lalu disusul langit tiba-tiba hitam dan tidak terlihat apa-apa.
"Rasanya trauma, suaranya bikin ngeri. Seperti sesuatu yang besar akan terjadi. Siapapun yang mendengarkan pasti ngeri dan takut," tambahnya.
![]() |
Tanpa pikir panjang, dia dan keluarganya segera menyelamatkan diri. Seperti sudah ada kesepakatan, saat tanda suara gemuruh terdengar, saling memanggil anak, suami dan keluarganya.
"Semua saling memanggil dan langsung lari. Tidak pakai bawa apa-apa, pokoknya lari menyelamatkan diri," kenangnya.
Hasanah bersyukur keluarga dan sanak keluarganya selamat dari peristiwa dahsyat itu. Dia pun memilih bertahan di pengungsian.
"Di sini saja, nggak kemana-mana. Takut ada hujan abu lagi," tambahnya.
Sementara Maryam (45) warga Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro mengaku trauma dekat dengan Gunung Semeru.
Kepada detikJatim, yang tidak bisa dilupakan suara gemuruh saat Semeru erupsi.
"Suaranya bikin ngeri, bener-bener ngeri. Suaranya (Semeru gemuruh)merata di langit. Kalau sudah dengar suara gemuruh itu, rasanya kayak ada sesuatu yang besar jatuh," cetusnya.
"Seperti takut di dekat gunung. Trauma saat kondisi begini. Tapi mau gimana lagi, rumahnya ada di sini," tandasnya.
Dia mengaku saat kejadian, langsung membawa anak-anak dan keluarganya pergi menjauh dan menyelamatkan diri.
"Saya, suami dan anak-anak saling menyelamatkan diri," tambahnya.