Para pria pengungsi Semeru balik ke rumah melihat hewan ternak dan harta bendanya. Sementara para wanita, anak-anak dan lansia lebih memilih bertahan di posko pengungsian.
Mereka para wanita rerata trauma dengan hujan abu yang terjadi, Minggu (4/12/2022) pagi. Salah satunya Maryam (45) warga Dusun Kajar Kuning Desa Sumber Wuluh.
Dia mengaku hujan abu hitam pekat membuatnya panik. Dia langsung mengajak ibu dan anaknya segera mencari pertolongan dan mengungsi ke tempat aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin pagi itu hujan abu, hitam pekat, semua saya ajak pergi keluar rumah dan mengungsi. Siapapun yang ada saya mintai tolong membawa anak-anak dan ibu saya," kata Maryam sembari menyuapi balitanya kepada detikJatim di Posko Pengungsian Desa Penanggal Kec Candipuro, Senin (5/12/2022).
Dirinya lega saat keluarganya selamat dan mendapat pertolongan. Dia mengaku selain melihat hujan abu hitam pekat di langit, juga merasakan mata perih saat terkena abu.
"Jadi saya ajak lari semua sekencang-kencangnya biar nggak kena abu, biar matanya nggak perih," tambahnya.
Kini, suaminya sengaja pulang sebentar mengecek kondisi rumah dan hewan ternaknya.
"Semoga tidak ada yang parah. Baru tahun kemarin Semeru meletus, baru juga nabung, sudah terjadi lagi," tandasnya.
Hal senada diungkapkan Hasanah (45) warga Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro. Dirinya mengungsi bersama saudara, anak dan orang tua.
"Semua lari menyelamatkan diri kemarin, lupa bawa yang lain-lain. Pokoknya lari dan selamat semua," tambahnya.
(fat/fat)