Puncak kasus COVID-19 diprediksi terjadi mulai awal Desember. Namun masyarakat justru lebih santai menghadapinya. Hal ini terbukti dari euforia masyarakat saat event-event mulai banyak digelar.
Melihat fenomena itu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya tetap mengimbau masyarakat menjaga protokol kesehatan. Hal ini sebagai antisipasi lonjakan kasus. Meski tidak dipungkiri masyarakat lebih santai menghadapinya.
"Kalau ada puncak baru, selama masyarakat tetap seperti ini, tidak prokes dan menganggap ini sudah selesai maka bisa naik lagi. Menurut saya sabar sampai betul-betul selesai. Prokesnya dijaga sampai betul-betul selesai, jangan sampai sudah dianggap selesai dan bisa naik lagi," kata Ketua IDI Surabaya Dr dr Brahmana Askandar SpOG(K) saat ditemui detikJatim, Jumat (2/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan akhir tahun tidak perlu ada pembatasan. Sebab, kasus COVID-19 saat ini tidak separah tahun sebelumnya. Kasus yang terjadi juga tidak membuat fatal dan melampaui kemampuan tim kesehatan untuk merawat pasien.
"Kalau sekarang relatif terkendali dan RS tidak penuh membludak seperti dulu. Kalau semua fasilitas kesehatan sudah penuh baru dilakukan pembatasan. Yang harus dibatasi ketat itu ketika RS penuh semua. Kalau RS longgar ya harus dipertimbangkan, tidak seketat dulu dan protokol kesehatan tetap dilaksanakan," jelasnya.
Kini, masyarakat bisa merayakan akhir tahun dengan meriah, karena sudah terproteksi dengan vaksinasi. Meski begitu, antisipasi juga tetap dilakukan agar tidak terjadi ledakan kasus lagi.
"Kondisinya sudah berbeda, sudah vaksinasi," pungkasnya.
(esw/fat)