Cerita Prabowo Bertemu Pemuda Siap Mati saat Kalah di Pilpres 2019

Kabar Nasional

Cerita Prabowo Bertemu Pemuda Siap Mati saat Kalah di Pilpres 2019

Firda Cynthia Anggrainy - detikJatim
Rabu, 30 Nov 2022 16:40 WIB
Prabowo Subianto (dok. Fotografer Prabowo, Bachren Lukskardinul).
Prabowo Subianto (dok. Fotografer Prabowo, Bachren Lukskardinul).
Surabaya -

Sebuah video berisi potongan pidato Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Umum Gerindra, saat menyerukan 'jangan mati untuk saya' menjadi sorotan. Saat itu Prabowo sedang mengenang lagi momen ketika dirinya kalah di Pilpres 2019.

Di dalam nukilan video itu terlihat Prabowo sedang berpidato di acara KAHMI di Palu, beberapa waktu lalu. Ia menceritakan dirinya meminta kepada seorang pemuda agar tidak mati untuknya. Berikut ini bunyi potongan pidato Prabowo di dalam video tersebut.

"Kok saya menangkap dulu 2019 banyak dari antum ini. Banyak ada di 02 kira-kira, banyak dari kalian yang kecewa sama saya, ya kan? Prabowo pengkhianat lah, Prabowo ini, Prabowo itu, ya kan? Saudara-saudara waktu hari-hari yang kritis, saya harus putuskan, saya melawan atau saya... Saya datang ke jalan daerah Menteng itu jam 1 malam, tanggal 22, tanggal 22 atau 21,banyak yang kena gas air mata, ada anak 18 tahun lihat saya: 'Pak Prabowo! Pak Prabowo! Kami siap mati untuk Pak Prabowo!' Saya turun langsung: 'Eh, saya tidak mau kau mati untuk saya. Kau hidup untuk orang tuamu dan untuk bangsa Indonesia'. Kita tidak boleh pecah! Saudara-saudara, siapa yang jadi presiden, siapa yang jadi gubernur, siapa yang jadi bupati, tidak jadi masalah, yang penting bekerja untuk rakyat Indonesia!" kata Prabowo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya apa yang disampaikan Prabowo itu benar, tidak boleh mengkultuskan individu," kata Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Dasco menegaskan bahwa semua elemen tentu harus bekerja demi Merah Putih. Dasco mengajak semua pihak tidak mengultuskan individu tertentu. Ini pula, kata dia, yang hendak dihindari Prabowo.

ADVERTISEMENT

"Kalau mau bekerja tentunya untuk membela bangsa dan negara, untuk merah putih tentunya. Jadi jangan kemudian kita mati-matian mengkultuskan individu, harga mati untuk individu itu yang Pak Prabowo hindarkan," katanya.

Makna pidato Prabowo itu, menurut Waketum Gerindra Habiburokhman, hendak menunjukkan bahwa politik kebangsaan jauh lebih penting daripada kontestasi perebutan jabatan. Dia mengingatkan agar jangan sampai bangsa ini terpecah belah hanya karena gelaran pemilu.

"Ya, beliau menunjukkan kepada kita bahwa politik kebangsaan jauh lebih penting dari sekadar kontestasi perebutan jabatan. Sebagai sesama anak bangsa kita jangan terpecah belah hanya karena menang atau kalah Pemilu," kata Habiburokhman.

Ia menekankan bahwa urusan pemilu semestinya sudah selesai setelah keluar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan paslon 02 Pilpres 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Prabowo, katanya, saat itu juga mengajak para pendukungnya agar segera mengakhiri perselisihan yang mencuat saat pilpres.

"Kontestasi kepemiluan selesai setelah MK membuat putusan yang final dan mengikat. Untuk selanjutnya kita harus bersatu kembali bersama-sama membangun bangsa ini," ujar dia.

"Sempat ada wacana untuk terus aksi massa tapi hal tersebut akan kontraproduktif, rakyat terpecah belah, ekonomi hancur dan hal-hal buruk lainnya. Oleh karena itu dengan besar hati beliau mengajak pendukungnya untuk mengakhiri perselisihan dan pertikaian," sambungnya.




(dpe/dte)


Hide Ads