Cerita Nelangsa Korban Banjir di Banyuwangi yang Tembok Rumahnya Ambruk

Cerita Nelangsa Korban Banjir di Banyuwangi yang Tembok Rumahnya Ambruk

Ardian Fanani - detikJatim
Selasa, 29 Nov 2022 17:25 WIB
Ratusan Rumah Terendam Banjir, Dua Rumah Roboh
Banjir di Banywuangi robohkan tembok rumah warga (Foto File: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Ratusan rumah terendam banjir di kota Banyuwangi. Banjir terparah diketahui terjadi di Kelurahan Kepatihan, Banyuwangi. Akibatnya, dua Rumah ambruk diterjang banjir.

Salah satu pemilik rumah yang temboknya ambruk, Ratnawati, (42) warga Lingkungan Krajan, Kelurahan Kepatihan, Banyuwangi, mengaku seluruh barang rumah tangga miliknya hanyut terbawa banjir. "Air sudah mulai masuk ke rumah sekitar pukul 14.00 WIB. Air semakin tinggi," kata Ratnawati, Selasa (29/11/2022).

Ratnawati selama ini tinggal berdua dengan putrinya. Ia mengaku mulai resah saat air terus meninggi. Dia bersama putrinya dan warga yang lain akhirnya segera mengungsi saat air sudah setinggi dada orang dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu dirinya sudah tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga miliknya. "Waktu itu yang penting nyawa kami selamat," jelasnya.

Menurutnya, sekitar pukul 18.00 WIB hujan mulai reda. Saat itu dia mendapatkan kabar air mulai berangsur surut. Sekitar pukul 19.00 WIB, dia bersama putrinya kembali ke rumah untuk mengecek kondisi rumahnya.

ADVERTISEMENT

Namun ia begitu tercengang saat mengetahui tembok rumahnya sudah ambruk. Semua barang-barang yang ada di dalam rumahnya juga ikut hanyut terbawa banjir. Mulai perabotan rumah, pakaian, peralatan dapur dan barang elektronik semuanya hilang.

"TV ketemunya di belakang rumah. Pakaian tinggal yang saya pakai ini saja," ungkap Ratnawati sambil duduk di dalam rumah.

Sementara itu, warga lainnya, Soekirno Fajar mengatakan Lingkungan Kempon, Kelurahan Panderejo memang memang sudah langganan banjir. Setiap kali hujan lebat air selalu meluap.

Air banjir pun hanya mencapai sebatas lutut orang dewasa. Namun kali ini banjir benar-benar besar hingga menghanyutkan barang-barang milik warga. "Sebulan yang lalu sempat banjir juga, tapi tidak setinggi ini airnya," katanya.

Dia meyakini banjir terjadi karena pendangkalan sungai Kali Lo. Pendangkalan itu terjadi karena kurang kesadaran masyarakat. Mereka selama ini membuang material bekas bangunan ke sungai. "Ada pendangkalan sungai karena warga sering membuang material bekas bangunan ke sungai," ungkapnya.

Dia mengaku kerap kali melihat banyak orang yang membuang material bekas bangunan. Dia pun juga sempat menegur beberapa orang yang membuang material bekas bangunan itu.

"Kemarin saya marah ke kontraktor pavingisasi. Mereka membuang bekas material ke sungai. Katanya tidak ada anggaran untuk membuang material itu. Pernah juga ada orang yang membuang material pakai pikap di atas jembatan. Warga sempat marah," pungkasnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads