Cerita Nenek Siswa SD Korban Bully Relakan Jarinya Putus Demi Selamatkan Cucu

Cerita Nenek Siswa SD Korban Bully Relakan Jarinya Putus Demi Selamatkan Cucu

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Sabtu, 26 Nov 2022 13:01 WIB
Edi Subandi, ayah MWF
Edi Subandi, ayah MWF (Foto: M Bagus Ibrahim)
Malang -

Ada cerita terselip di kasus bully atau perundungan terhadap MWF (8). Nenek MWF ternyata harus kehilangan jarinya karena 'digigit' hingga putus oleh MWF.

Namun nenek MWF rela satu jarinya putus demi menyelamatkan cucunya yang saat itu sedang kejang-kejang. Kejadian itu diceritakan oleh Edi Subandi, ayah MWF.

Kejadian bermula saat MWF mendadak mengalami kejang-kejang pada Rabu (16/11) sekitar pukul 05.00 WIB. Saat itu MWF memang sedang berada di rumah karena kondisinya sudah drop usai mengalami perundungan pada Jumat (11/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat anaknya kejang-kejang, Edi bersama nenek dan keluarganya bergegas membawa MWF menuju salah satu klinik langganan. Tujuannya agar segera mendapatkan penanganan medis.

"Saat perjalanan naik mobil, anak saya dipangku mertua sama adik saya di kursi tengah. Kondisi kejang itu giginya ngeget-ngeget sampai berdarah. Kasihan dan takut lidahnya ke gigit, mertua saya memasukkan jarinya untuk penahan," kata Edi kepada detikJatim, Sabtu (26/11/2022).

ADVERTISEMENT

"Setelah jari dimasukkan. Gigitan anak saya semakin kencang hingga membuat satu jari mertua saya putus. Saat itu mertua saya bilang sudah biarin, yang penting cucunya bisa segera dirawat. Jari mertua saya itu cuman dibalut sama tisu," sambung Edi.

Sesampainya di klinik pada Kamis (17/11) MWF mendapatkan perawatan dan sudah tidak sadarkan diri (koma). Sedangkan nenek korban dibawa menuju Rumah Sakit (RS) untuk operasi.

"Akhirnya mertua saya dibawa ke RS Wafa Husada. Tapi penuh dan akhirnya digeser ke Panggung (RSUD Kanjuruhan) diantar adik. Sedangkan saya menemani anak saya," kata dia.

Setelah mencari-cari Rumah Sakit (RS) untuk MWF akhirnya dapat di RSI Gondanglegi dan masuk pada kamis (17/11) sore. MWF langsung dirawat di ruang ICU karena sejak di klinik sudah dalam kondisi kritis.

"Baru Jumat (18/11) sekitar pukul 11.00 WIB anak saya sadar minta minum dua kali dan ngomong sedikit. Terus tidur lagi sampai pagi sekitar pukul 08.00 WIB dia mulai banyak ngomong dan saat itu mulai terungkap apa yang dialami," terangnya.

Saat itu, Edi mendengarkan cerita anaknya yang mengalami perundungan dan penganiayaan dari sejumlah kakak kelasnya. Perundungan itu terjadi sejak anak saya kelas 1.

"Yang bikin saya heran. Tangannya baru saja dioperasi, tapi mertua saya masih kadang datang ke RSI Gondanglegi datengi anak saya untuk menjenguk," tandasnya.

Hingga saat ini dugaan perundungan itu telah ditangani pihak kepolisian. Belasan saksi telah diperiksa di Mapolres Malang.




(dpe/iwd)


Hide Ads