Dalam bahasa daerah, banyak anak hewan yang memiliki nama khusus, yang berbeda dengan nama induknya. Seperti yang terjadi dalam bahasa Jawa.
Contohnya anak kucing. Dalam bahasa Indonesia, anak kucing tidak memiliki nama khusus. Tetap disebut anak kucing.
Sementara dalam bahasa Jawa, anak kucing disebut cemeng. Sementara induknya tetap disebut kucing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 35 nama anak hewan dalam Bahasa Jawa:
- Anak kucing: cemeng
- Anak ikan lele: jabrisan
- Anak macan/harimau: gogor
- Anak pitik (ayam): piyik
- Anak tikus: cindhil
- Anak ula (ular): kisi
- Anak lawa (kelelawar): kampet
- Anak banteng: wareng
- Anak babi: gembluk
- Anak bebek: meri
- Anak bulus: ketul
- Anak cacing: lur
- Anak cicak: sawiyah
- Anak kadal: tobil
- Anak kebo (kerbau): gudel
- Anak kodok: cebong/precil
- Anak sapi: Pedhet
- Anak wedhus (kambing): cempe
- Anak asu (anjing): kirik
- Anak coro (kecoak): mendhet
- Anak gajah: bledug
- Anak jaran (kuda): belo
- Anak bandeng: nener
- Anak semut cangkrang: kroto
- Anak baya (buaya): krete
- Anak banyak (Angsa): blengur
- Anak emprit: indhil
- Anak gagak: engkak
- Anak gemak (puyuh): drigul
- Anak gelatik: cecrekan
- Anak iwak: beyong
- Anak jangkrik: cendholo
- Anak kakap: caplek
- Anak kalajengking: ketupa
- Anak kidang (kijang): kompreng
Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa anak hewan yang memiliki sebutan khusus. Biasanya terjadi pada hewan yang mengalami metamorfosis.
Seperti ulat, sebutan untuk anak kupu-kupu. Atau kecebong, sebutan untuk anak katak.
(sun/iwd)