.webp)
"Inggih tasik. Kulo mboten gadah napa-napa namung niku sing saget kulo sade. Kulo ngejer depresi sakniki. Tulung berita kulo niki disampaikan teng pak bupati. Kulo nyuwun tulung nggih (Iya masih. Saya sudah tak punya apa-apa, hanya ini yang dapat saya jual. Saya gemetar depresi sekarang. Tolong berita saya ini disampaikan ke Pak Bupati. Saya minta tolong ya)," pinta Enik kepada detikJatim, Selasa (22/11/2022).
Enik sendiri saat ini juga tidak bisa berjualan gorengan yang menjadi sumber pendapatannya. Bukan tidak mau, tetapi Enik takut karena saking banyaknya yang mencari dirinya untuk menagih utang anaknya, membuat dirinya semakin takut bertemu orang.
"Kulo mboten sadean malih. Wedi kathah madosi anak kulo. Kulo bingung pak, kulo piyambak nggih gadah utang (saya sudah tidak jualan lagi. Takut banyak yang mencari anak saya. Saya bingung pak, saya sendiri juga punya utang)," Keluh Enik sambil menangis.
Janda yang ditinggal mati suaminya ini mengaku sempat diajak ke kantor Dinas sosial Tuban oleh petugas Dinas Sosial. Namun di sana Enik mengaku hanya diberi arahan untuk bersabar.
"Namung disanjangi untuk sabar mawon. Mboten diparingi napa-napa. Kala wingi kepanggih seorang ibu teng kantor Dinas Sosial (Hanya diminta untuk sabar saja. Tidak diberi apa-apa. Kemarin ketemu seorang ibu di kantor Dinas Sosial)," Kata Enik.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tuban Eko Julianto hingga saat ini belum bisa dikonfirmasi. Pesan pertanyaan dari detikJatim dan beberapa kali ditelepon juga tidak ada respons meski ada nada dering panggilan masuk.
(dpe/iwd)
