Ahli waris tanah di Sampang membangun kandang ayam tepat di halaman SD Negeri 2 Madulang, Kecamatan Omben. Akibatnya, proses belajar mengajar di sekolah jadi terganggu.
"Kami ini sudah lama menyampaikan ke sekolah untuk segera menyelesaikan persoalan tanah ini," kata salah satu ahli waris tanah, Abdul Goffar, Sabtu (19/11/2022).
Menurut Goffar, sebelumnya telah ada wacana mengenai tukar guling tanah sebagai solusi untuk menyelesaikan sengketa. Namun, hingga saat ini belum ada kabar lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepala Sekolah meminta kepada saya untuk menunggu terkait sengketa lahan selama satu minggu. Namun, hampir dua pekan belum ada kejelasan. Sehingga, kami terpaksa mendirikan kandang ayam tepat di halaman sekolah," ujar Goffar.
Kepala SDN Madulang 2 Fadiluddin Thohir mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan mediasi dan melibatkan camat dan kapolsek setempat. Namun, semuanya menemui jalan buntu.
Hingga warga yang mengaku sebagai ahli waris datang dan membawa bahan material dan membangun kandang ayam di halaman sekolah. Pembangunan ini dinilai mengganggu sekitar 150 siswa yang setiap harinya belajar di sekolah tersebut.
"Kami berharap dalam waktu dekat Pemerintah dan Dinas bisa memberikan solusi terbaik. Jika seperti ini terus kasihan anak anak," ucap Fadil.
Fadil menyebut, SDN Madulang 2 memiliki tiga gedung. Gedung pertama berisi tiga tempat terdiri dari ruang kelas, guru, dan perpustakaan. Gedung kedua berisi empat ruang kelas. Gedung ketiga berisi dua ruang kelas. Semua gedung itu berdiri di atas lahan milik warga.
"Sekolah ini berdiri tahun 1977, tapi mulai Beroperasinya tahun 1978. Lahan ini bukan cuma milik satu orang. Jadi sebenarnya sekolah ini tidak punya apa-apa di sini," Fadil.
Menurut Fadil, ahli waris tanah sempat menawarkan dua tawaran untuk solusi sengketa tanah. Pertama pemerintah membeli tanah. Kedua, anaknya diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Namun, hingga saat ini tawaran itu belum ada titik temunya. Lantaran hal tersebut, ahli waris tanah lantas ngotot akan mengambil alih tanah dan mendirikan kandang ayam.
"Yang bersangkutan menawarkan, kalau tanah ini mau dijual dengan harga Rp 500 ribu per meternya. Tapi saya tidak mempunyai kewenangan untuk itu dan lagian tidak tahu luasnya berapa," tandas Fadil.
(abq/dte)