Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Emil Elestianto Dardak enggan menanggapi pernyataan Pengamat Politik Rocky Gerung yang menyebut partai di Koalisi Perubahan dungu karena tidak memperjuangkan Presidential Threshold (PT) 0%.
Meski enggan menanggapi, Emil secara pribadi menyatakan bahwa penerapan PT 20% saat pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) dilakukan serentak tidak masuk akal.
"Saya nggak mau menanggapi statement Rocky Gerung. Tapi saya sudah ngomong ke mana-mana, menerapkan presidential threshold pada saat pemilu legislatif berbarengan dengan pemilu presiden itu tidak masuk akal. Pandangan pribadi saya, kebetulan Partai Demokrat sama," kata Emil di Gedung Negara Grahadi, Selasa (15/11/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Emil, menerapkan PT 20% dengan acuan hasil Pileg 2019 lalu tidak masuk akal. Aturan itu juga ia nilai sangat usang untuk menentukan pemimpin di masa yang akan datang.
"Pandangan pribadi saya, apapun kapasitas saya saat bicara itu begitu, tidak masuk akal. Bagaimana caranya, artinya kita pakai tiket usang 5 tahun lalu untuk menentukan hari ini," jelas Wagub Jatim ini.
"Ruang bagi rakyat untuk kemudian melakukan perubahan ditutup, yang bisa ngatur berdasarkan kursi 5 tahun lalu. Berembug-rembug lah mereka ngatur-ngatur. Mana ruang rakyat? Kalau pilkada ya (pakai perhitungan baru) itu gak bareng kan itu tapi ada pintunya independen. Kalau rakyat gak happy dengan pilihan partai (di Pilkada), mereka bisa mengusung calon independen, lah di nasional (pilpres) kan nggak bisa," sambungnya.
Menurut Suami Arumi Bachsin terkait PT 0% hal itu dia nilai logis. Bahkan, Emil menyebut pelaksanaan Pilpres masih lebih baik seperti zaman dahulu, di mana dilakukan setelah Pileg rampung.
"Jadi saya nggak komentari statement Rocky Gerung terkait itu, tapi khusus substansi soal PT 0 % menurut saya itulah yang logis. Menerapkan PT saat pileg ini dilakukan bersamaan malah bagus dulu, menerapkan pileg dulu beberapa bulan kemudian pilpres," ujarnya.
"Mending balik ke dulu, kalau masih punya hati nurani itu pilihan yang paling benar. Kalau nggak mau PT nol persen, balikin kayak yang dulu. Pileg dulu, masyarakat kemudian menentukan hatinya ke mana, berdasarkan itu lah tiket Pilpres bisa ditentukan," tandasnya.
Blak-blakan Rocky Gerung menyindir kedunguan parpol pro Anies Baswedan. Baca di halaman selanjutnya.
Rocky Gerung sempat blak-blakan menyindir gagalnya deklarasi Koalisi Perubahan. Rocky tanpa tedeng aling-aling menyinggung soal kedunguan parpol-parpol Pro Anies Baswedan tersebut.
Rocky Gerung mengatakan ketulusan relawan dengan parpol jelas berbeda. Dia menyebut ada transaksi partai di balik batalnya deklarasi Anies.
"Itu bedanya, kalau relawan nggak mungkin gagal kan (deklarasi). Kalau partai pasti ada transaksi," kata Rocky Gerung usai menjadi keynote speaker dalam acara ngobrol bersama relawan Anies di Jawa Timur, Senin (14/11/2022).
Menurut Rocky, kegagalan deklarasi tersebut juga menjadi dampak panjang dari parpol yang tidak memprotes soal Presidential Threshold (PT) sebesar 20%.
"Karena namanya koalisi itu transaksi yang panjang dan itu kedunguan dari partai-partai yang nggak mau protes 0% (PT)," jelasnya.
"Kalau tetap 20 persen akibatnya begitu kan? Jadi semua akibat dari sistem elektoral yang dipasang 20 persen, yang saya perjuangkan nol persen," sambungnya.
Rocky menyebut seandainya PT tidak 20% dan menjadi 0%, sudah pasti Koalisi Perubahan sudah melakukan deklarasi pada 10 November kemarin.
"Kalau PT-nya nol persen, nggak akan ada penundaan kayak tadi. Ya, Anies bisa berdiri sendiri aja, kalau itungan bukan 20 persen," tandasnya.