Tembakan peluru, suara teriakan para pejuang menggelegar saat pertempuran 10 November di depan Tugu Pahlawan yang diperagakan para komunitas dan sanggar. Atraksi teatrikal itu dipertunjukkan dalam Parade Soerabaja Djoeang yang digelar start mulai di Tugu Pahlawan Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga turut ikut dalam aksi teatrikal. Dia menjadi sosok pejuang dan memberontak para sekutu dalam pertempuran. Bahkan dia juga sempat sujud bersama para pejuang sebelum dimulai pertempuran.
Tak lama, suara tembakan saling bersahutan dari pejuang di Surabaya dengan para sekutu yang hendak merebut kemerdekaan. Suasana teatrikal pun menegangkan. Sebab suara tembakan dari petasan, para pejuang bertempur mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban-korban berjatuhan dan Surabaya berhasil melawan sekutu. Puisi perjuangan pahlawan pada 10 November 1945 dibacakan dengan begitu haru. Di akhir teatrikal, beberapa veteran Surabaya membawa bendera sang merah putih.
![]() |
Warga yang melihat aksi di sekitar Tugu Pahlawan pun merasakan ketegangannya. Bahkan merasa terharu melihat reka adegan pertempuran para pejuang.
"Keren banget, bagus sekali. Waktu dimulai sangat tegang, apalagi ada tembakan-tembakan, sampai terharu saya melihat perjuangan para pahlawan dulu. Sampai nangis tadi," kata Via, salah satu warga kepada detikJatim, Minggu (6/11/2022).
Sementara Wali Kota Eri dalam sambutannya mengatakan, pahlawan berjuang tanpa pamrih, tidak mengenal kasta, ras, suku dan agama. Kemerdekaan dipertahankan hingga titik darah penghabisan.
Kemudian di Hotel Yamato, jelas dia, bendera Belanda merah putih biru dirobek bagian biru dan menjadi merah putih. Di sanalah Indonesia mengatakan arek-arek Suroboyo NKRI Harga Mati.
![]() |
"Saya harap, ketika kita bertempur, berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, bisa menewaskan Jendral Mallaby. Maka hari ini kita berkumpul bersama, berjuang bersama merebut kemerdekaan dari kebodohan, merebut kemerdekaan dari kemiskinan. Perjuangan dengan rakyat tidak akan pernah bisa dikalahkan," kata Eri.
Dia berharap, dengan semangat para pahlawan tertanam di dalam hati masyarakat. Maka, masyarakat akan bisa menyelesaikan semua permasalahan bangsa dan Kota Surabaya.
"Hari ini, untuk mengenang jasa para pahlawan kita tundukkan kepala kita sejenak. Agar para pahlawan diberi tempat paling mulia di sisi Allah SWT Tuhan yang Maha Esa. Kita tundukkan kepala untuk mengheningkan cipta," pungkasnya.
Parade Soerabaja Djoeang dimulai dengan tanda pemberian bendera merah putih kepada Wali Kota Eri, lalu diserahkan ke Paskibraka Surabaya.
(esw/fat)