"Iya sudah dengar sekilas, tapi kami akan tanyakan lebih jelasnya lagi ke Wabup (Wakil Bupati) sebagai pembina kami maupun ke BPKAD," ujar Ketua KONI Kabupaten Blitar Tonny Andreas kepada detikJatim, Jumat (4/11/2022).
Tonny mengatakan pihaknya sangat kecewa dengan adanya kabar bahwa anggaran untuk bonus atlet hanya sekitar Rp 146 juta. Padahal para atlet tersebut telah memberikan performa terbaiknya hingga meraih medali dalam Porprov Jatim.
"Kami anggarkan kemarin itu Rp 1,5 miliar. Tapi kok ternyata yang acc cuma Rp 146 juta. Ini buat apa, tidak cukup untuk atlet-atlet yang sudah mendapat medali," terangnya.
Hingga saat ini, kata Tonny, masih ada beberapa atlet yang juga mengalami cedera. Menurutnya, hal itu seharusnya menjadi pertimbangan Pemkab Blitar untuk bisa lebih memperhatikan kondisi atlet. Terlebih mereka telah membawa nama baik Pemkab Blitar dalam ajang olahraga.
Tonny menyangkan pihaknya tak diajak untuk perencanaan anggaran apabila terdapat perubahan anggaran. Padahal KONI lah yang mengetahui kondisi masing-masing cabor dan atlet.
"Kami siap kalau ada perubahan anggaran saat paripurna dan sebagainya. Kalaupun ada hearing dan audiensi kami siap," imbuhnya.
Tonny berharap Pemkab Blitar dapat lebih memperhatikan para atlet yang telah menorehkan banyak prestasi. Selain itu, bonus untuk atlet berprestasi juga bisa menjadi pemacu semangat dan motivasi atlet.
Sebelumnya, Kepala BPKAD Kabupaten Blitar Kurdiyanto membenarkan bahwa TAPD telah menyepakati besaran bonus untuk para atlet. Yakni sekitar Rp 146 juta. Hal itu karena usulan bonus dari KONI maupun Disparbudpora melebihi standar harga minimun.
"Saya lupa usulannya berapa, tapi yang jelas usulan itu (bonus atlet) melebihi standar harga. Kemudian TAPD menyetujui sesuai standar harga, iya sekitar Rp 146 juta itu," jelasnya saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (4/11/2022).
(dpe/iwd)