Top! Bandara Banyuwangi Raih Aga Khan Award for Architecture 2022

Ardian Fanani - detikJatim
Selasa, 01 Nov 2022 13:33 WIB
Bupati Ipuk menerima Aga Khan Award for Architecture 2022 (Dok. Pemkab Banywuangi)
Banyuwangi -

Bandara Banyuwangi berhasil meraih penghargaan bergengsi Aga Khan Award for Architecture 2022. Perhargaan arsitektur dunia ini kembali diraih setelah 27 tahun terakhir.

Dalam penghargaan ini, Bandara Banyuwangi berhasil menyisihkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik dari seluruh dunia. Penghargaan diterima langusng oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Penghargaan sendiri berlangsung di Royal Opera House of Muscat Arts, Muscat, Oman pada Senin malam waktu setempat (31/10/2022). Selain dihadiri para arsitek terkenal dari seluruh dunia, acara dihadiri Putera Mahkota Kerajaan Oman, Theyazin bin Haitham Al Said; serta Princess Zahra Aga Khan.

Penghargaan ini dianugerahkan ke Bandara Banyuwangi karena dinilai memiliki arsitektur yang mengusung nilai-nilai pembaruan, di mana bandara yang diarsiteki Andra Matin serta diinisiasi pada masa Bupati Abdullah Azwar Anas itu, menerobos konsep bandara yang pada umumnya tertutup dan eksklusif.

"Tidak seperti bangunan bandara lain, yang kerap merupakan tempat kedap, tertutup, dan terasing dari lingkungan sekitar, Bandara Banyuwangi adalah perlawanan elegan terhadap bentuk bandara pada umumnya," tulis para juri dalam keputusan.

Sejak Aga Khan Award diluncurkan 45 tahun lalu, tak kurang 121 proyek telah menerima penghargaan dan hampir 10.000 proyek sedunia didokumentasikan.

Dalam penilaian juri independen, bandara yang rampung dibangun pada 2017 silam itu mencerminkan aspirasi komunitas dan membawa identitas serta memori budaya dengan inovasi dan teknologi baru. Yakni dengan desain bernuansa tradisional berbentuk ikat kepala Suku Osing yang merupakan masyarakat asli Banyuwangi.

Bandara Banyuwangi disebut menghindari gaya internasional standard sebagian besar bandara di dunia. Hal ini berangkat dari rasa kekhawatiran akan keberlanjutan, jumlah populasi yang kian meningkat, adaptasi iklim, serta kualitas hidup. Sehingga skema pembangunan yang diterapkan bersandar pada sumber daya lokal, teknologi tepat guna, dan prinsip-prinsip desain pasif vernakular.




(abq/fat)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork