FKH Unair: Indonesia Belum Punya Serum Penawar Bisa King Kobra

Sorot

FKH Unair: Indonesia Belum Punya Serum Penawar Bisa King Kobra

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 29 Okt 2022 14:02 WIB
Ular Kobra 4,5 meter yang menewaskan tuannya di Trenggalek
King Kobra 4,5 meter yang tewaskan pawang ular Trenggalek/(Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Surabaya -

Ular jenis King Kobra menewaskan tuannya, Imam Rokhani (49), seorang pawang ular warga Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Ternyata di Indonesia belum ada serum yang dipakai untuk gigitan ular kobra.

"Kita di Indonesia belum punya serum anti bisa ular king kobra," kata Dokter Hewan di FKH Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Boedi Setiawan MP Drh saat dihubungi detikJatim, Sabtu (29/10/2022).

Dr Boedi mengatakan, di Indonesia sendiri hanya mempunyai serum Bio SAVE atau SABU (Serum Anti Bisa Ular) I produksi PT Bio Farma (Persero). Kemudian Antivenom yang bisa menetralisir ular tanah (Agkistrodon rhodostoma), ular welang (Bungarus fasciatus) dan ular kobra jawa (Naja sputatrix).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kobra Jawa bukanlah king cobra (Ophiophagus hannah), karena memang beda spesies. Antivenom Bio SAVE itu tidak dapat digunakan untuk menangkal bisa ular King Cobra," sebutnya.

Ada pun serum penawar atau serum anti bisa ular King Kobra untuk saat ini ada di Thailand. Menurutnya, harga serum itu sangat mahal yakni sekitar $76.000 sampai $115.000 atau setara Rp 264.588.000 sampai Rp 1.789.860.000.

ADVERTISEMENT

"Setahu saya di Thailand sudah ada SABU untuk king cobra. Tapi sangat mahal (harganya)," ujarnya.

Meski demikian, Boedi mengingatkan bagi masyarakat yang dipatuk ular agar tidak panik. Masih ada langkah yang bisa dilakukan meski tidak ada penawar yang bisa diberikan untuk menangkap bisa King Kobra.

"Ga boleh panik, tetap tenang dan immobilisasi di daerah gigitan dan segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit yang memang memiliki serum anti bisa ular," pungkasnya.




(dpe/fat)


Hide Ads