Diky Firmansyah, pria asal Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo, Surabaya telah mengevakuasi ular King Kobra yang mematok pemiliknya hingga tewas di Trenggalek. Kini, ular tersebut sudah ditempatkan di rumahnya untuk sementara waktu.
Pemilik CV Fape (Export-Import Animal) Surabaya, komunitas yang berafiliasi dengan Panji Petualang ini menegaskan, ia memilih menempatkan di rumahnya demi keselamatan banyak orang. Namun, dengan kandang dan pengamanan khusus, salah satunya menggunakan kain. Ini dilakukan agar sang ular tidak stres.
"Mulai evakuasi di lokasi sampai sekarang, saya tutup kain terus," kata Diky kepada detikJatim, Jumat (28/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain agar tak stres, Diky menegaskan, penutupan kain itu bertujuan agar ular tak agresif. Selain itu, untuk mencegah ular mematok orang di sekitarnya.
"Selain biar tidak stres, juga biar tidak mengancam keselamatan orang di sekitarnya," ujarnya.
Kendati demikian, ia mengaku tak masalah bila king kobra itu ia letakkan di rumahnya. Sebab, ular tersebut batal diletakkan atau dititipkan ke KBS.
"Iki ulone nak omahku, tak deleh kandang, tak tutupi kain terus (Ini ularnya di rumah saya, saya taruh kandang, saya tutup dengan kain terus)," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ular jenis King Kobra menewaskan tuannya, Imam Rokhani (49), seorang pawang ular warga Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Almarhum Imam Rokhani telah memelihara ular tersebut selama 5 tahun.
Tapi, nasibnya berakhir tragis. Ia tewas dipatuk ular peliharaannya sendiri. Peristiwa itu terjadi saat Imam hendak memberi air minum kepada ularnya, Minggu (23/10).
Akibat patukan ular berbisa itu, Imam sempat dilarikan ke RSUD dr Soedomo Trenggalek. Namun, nyawanya tak tertolong. Kini, ular tersebut telah dievakuasi oleh tim Panji Petualang.
(hil/iwd)