Awan terbuat dari tetesan air atau kristal es yang sangat kecil dan ringan. Sehingga mampu bertahan di udara.
Meski tampak serupa, ada berbagai macam awan yang memiliki nama dan karakter berbeda. Perbedaan tersebut didasarkan pada bentuk dan ketinggian awan di langit.
Salah satu jenis awan adalah awan cumulonimbus. Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin, yakni cumulus yang artinya tumpukan dan nimbus berarti hujan badai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Awan Cumulonimbus
Dikutip dari laman resmi BMKG, awan cumulonimbus adalah awan yang memiliki bentuk lebat dan padat. Bagian atas dari awan cumulonimbus terdiri dari es yang menyebar secara horizontal dalam bentuk sebuah landasan (anvil) atau jambul (plume).
Mengutip dari laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar, awan cumulonimbus merupakan awan yang bercampur dengan petir dan hujan lebat.
Awan cumulonimbus juga termasuk dalam variasi awan yang mengandung presipitasi atau kondensasi uap air di atmosfer.
Beberapa awan cumulonimbus memiliki pusaran dan tubulensi yang sangat kuat, ditandai dengan kilatan petir di inti awan (vortex).
Kilatan tersebut disebabkan oleh tetesan terionisasi di awan yang saling bergesekan sehingga muatan statis yang terbentuk menciptakan kilat.
Kumpulan awan cumulonimbus dapat mengakibatkan hujan petir, angin kencang, banjir bandang, bahkan tornado. Meski begitu, curah hujan dari awan cumulonimbus biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit.
Itu karena awan cumulonimbus membutuhkan banyak energi untuk terbentuk. Serta mengeluarkan banyak energi.
Namun, ada juga badai petir kering akibat awan cumulonimbus yang curah hujannya tidak menyentuh tanah. Jenis ini umum terjadi di Amerika Serikat bagian barat yang tanahnya lebih gersang.
Proses Pembentukan Awan Cumulonimbus
Dilansir dari Universe Today, awan cumulonimbus terbentuk di bawah 20.000 kaki yang relatif dekat dengan tanah. Tepatnya di bagian bawah troposfer. Oleh sebab itu, awan cumulonimbus memiliki begitu banyak kelembapan.
Dalam laman meteorologi nasional untuk Inggris, Met Office, dijelaskan bahwa awan cumulonimbus berawal dari bentuk awan cumulus yang tercipta akibat udara yang naik dan mengembun di langit.
Awan itu lalu berkembang melalui proses kondensasi. Setelah itu, udara di dalam awan menjadi lebih padat.
Ketidakstabilan udara tersebut memicu awan cumulus tumbuh menjadi awan vertikal. Udara yang bergerak ke atas awan menjaga tetesan air dan membuat kristal es terperangkap di dalam awan.
Awan yang terbentuk di ketinggian saat suhu di bawah titik beku, akan memunculkan air hujan. Air hujan tidak mampu ditahan oleh udara yang bergerak ke atas, sehingga air hujan turun ke bumi.
Air hujan, penguapan, dan pendinginan udara di dekat batas awan akan menciptakan aliran udara yang bergerak ke bawah.
Dalam tahap itu, awan akan semakin tinggi dan menyentuh stratosfer. Di sisi lain, bagian atas awan akan menyebar dan membentuk landasan. Itu memungkinkan terjadinya kilat, petir, hujan lebat, atau hujan es.
Ciri-ciri Awan Cumulonimbus
Berikut ini ciri-ciri khusus awan cumulonimbus:
- Awan cumulonimbus memiliki serat halus di bagian atas
- Bagian bawah awan cumulonimbus tampak koyak dan berwarna gelap
- Memiliki tetesan air dan kristal es di bagian atas
- Dapat menimbulkan hujan besar
- Dapat menimbulkan kilatan, petir hingga butiran es
- Awan cumulonimbus memiliki kolom yang menggantung dari dasar awan. Kolom tersebut dapat menjadi tornado atau puting beliung.
- Awan cumulonimbus terkadang memiliki mammatus/mammas, yakni tonjolan seperti gelembung di bagian bawah.
- Hujan yang dihasilkan oleh awan cumulonimbus hanya berlangsung selama 20 menit atau kurang.
- Hujan yang dihasilkan oleh awan cumulonimbus dapat menguap sebelum menyentuh tanah atau yang biasa disebut sebagai virga.
Jenis-jenis Awan Cumulonimbus
Mengutip dari Mett Office, awan cumulonimbus memiliki 3 jenis. Simak selengkapnya:
1. Cumulonimbus Calvus
Awan ini memiliki bagian atas yang bengkak seperti awan cumulus. Tetesan air di puncak awan belum membeku menjadi kristal es.
2. Cumulonimbus Capillatus
Bagian atas awan ini berserat dan relatif berisi. Tetesan air di awan yang sudah mulai membeku biasanya menandakan hujan akan turun.
3. Cumulonimbus Incus
Awan ini memiliki bagian atas yang berserat dan berbentuk seperti landasan. Jika mencapai puncak troposfer, awan cumulonimbus incus akan menciptakan landasan yang indah.
Simak Video "BMKG Ingatkan Potensi Awan Cumulonimbus Pengaruhi Rute Penerbangan"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)