Penjelasan Walkot Eri soal Ekstrakurikuler Pendidikan Karakter Pengganti PR

Penjelasan Walkot Eri soal Ekstrakurikuler Pendidikan Karakter Pengganti PR

Esti Widiana - detikJatim
Selasa, 25 Okt 2022 19:10 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya - Mulai 10 November, Pemkot Surabaya menghapus pekerjaan rumah (PR) bagi siswa SD dan SMP. PR akan diganti 2 jam ekstrakulikuler pendidikan karakter.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan soal pendidikan karakter dua jam pengganti PR tersebut. Menurutnya di dalam mata pelajaran juga ada pendidikan karakter, seperti agama atau mengaji.

"Kalau yang PR itu gini loh, seperti ada tambahan-tambahan pas pulang kan anak-anak terbebani. Nah, itu kalau bisa diselesaikan di jam pulang sekolah. Setelah itu ada pendidikan karakter, sehingga anak pulang sudah tidak membawa PR," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Selasa (25/10/2022).

Eri mencontohkan jika siswa selesai sekolah pukul 12.00 WIB diberikan PR maka bisa dikerjakan di sekolah hingga pukul 14.00 WIB. Kemudian siswa diberikan pendidikan karakter.

"Karena bangsa ini membutuhkan anak-anak yang berpendidikan karakter. Ada yang berpikir kalau dia itu sekolah full day, perlu lah ga ada PR, yang ga full day perlu PR. Lah yang ga full day pun itu akan sampai jam 14.00 WIB ketika dia pendidikan karakter," ujarnya.

Pada pendidikan karakter ini Eri akan mengubahnya menjadi ekstrakurikuler. Sebab banyak hal dengan tujuan pengembangan karakter yang bisa dipelajari oleh para siswa.

"Bahasanya saya ubah jadi ekstrakurikuler. Jadi karakter itu apa? Dia bisa ngaji, belajar seni, tari, lukis itulah karakter-karakter yang saya mau bentuk. Terus cinta negara, kegiatan pramuka," ujarnya.

Hal-hal itulah yang menurutnya perlu diberikan kepada siswa sehingga karakternya terbentuk. Eri menginginkan PR diubah dengan pendalaman karakter seperti itu.

"Jadi bukan PR yang berupa tugas soal terus. Tugas tapi dalam bentuk pendidikan karakter, bukan PR dihilangkan terus anak-anak main bebas, tapi tugas yang harus dia lakukan pendidikan karakter," katanya.

Untuk persiapan guru dan sekolah Eri mengaku sudah berkoordinasi dan bekerja sama. Bahkan Eri mendapat respons antusias guru dan sekolah, di mana murid memang membutuhkan pendidikan karakter yang kuat.

"Jangan sampai Kota Surabaya ini dididik tertentu, memiliki anak-anak pintar, tapi karakternya ndak kuat. Ini tidak bagus buat sebuah kota. Nah kalau dia pintar dan karakternya kuat, itu yang sangat luar biasa," pungkasnya.


(dpe/fat)


Hide Ads