Penampakan Gubuk Derita Peraih Emas SEA Games Sempat Ngenes Jadi Tukang Becak

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 22 Okt 2022 17:51 WIB
Gubuk derita yang ditinggali Suharto, peraih emas SEA Games yang pernah jadi tukang becak. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Meski namanya sempat dielu-elukan, tak ada yang menyangka nasib Suharto kini tinggal di gubuk derita. Dulu, Suharto pernah berhasil menyabet emas di ajang balap sepeda SEA Games 1979. Namun, usai pensiun menjadi atlet, Suharto sempat beralih sebagai pengayuh becak.

Saat ditemui detikJatim beberapa waktu lalu, pria 70 tahun ini menunjukkan tempat tinggalnya di sebuah gubuk berukuran 1,5X3 meter yang terletak di belakang gudang barang bekas di Jalan Veteran 13 A no 15, Kebomas, Gresik. Gudang tersebut milik keponakannya. Ia menyebut gubuk ini sebagai gubuk derita.

Dari pantauan di lokasi, terdapat beberapa barang bekas dan sampah yang mengeluarkan bau. Kandang ayam dan burung menambah pengapnya bau di sekitar gubuk tersebut.

Belum lagi saat malam tiba, beberapa serangga akan mampir untuk mengisi kekosongan gubuk tersebut. Terlebih, gubuk tersebut tepat bersebelahan dengan makam umum.

Meski kondisi gubuk jauh dari kata tempat layak huni, Suharto mengaku lebih nyaman tinggal gubuk tersebut dari pada harus tinggal di kota asalnya Surabaya. Selama hampir lebih 40 tahun tinggal di Surabaya, ia tak pernah mendapat bantuan maupun perhatian dari pemerintah.

"Mending saya di sini, tinggal di gubuk tua, tapi di Gresik. Puluhan tahun saya tinggal di Surabaya, jangankan bantuan, didatangi lurah saja nggak pernah," kata Suharto.

Semenjak istrinya meninggal, Suharto sempat tinggal sebatang kara di kamar kos. Lantaran menunggak selama 2 tahun, ia pun kebingungan mencari tempat tinggal.

"Saya itu bingung, anak saya tiga, yang njawani (menghormati) ke saya itu sudah meninggal. Sekarang tinggal 2, tapi mereka nggak mau urusin saya. Bahkan, saat ibu mereka meninggal saja tidak datang," tutur Suharto.

Beruntung, setelah lebaran lalu, keponakannya mengajak Suharto untuk tinggal di Gresik. Ia pun membawa becaknya dan menggunakan untuk mengumpulkan barang bekas.

Suharto, peraih emas SEA Games yang pernah jadi tukang becak. Foto: Jemmi Purwodianto

"Saya tinggal di sini sejak lebaran lalu. Hingga sekarang saya masih tinggal di sini," ucapnya.

Selama beberapa bulan, lanjut Suharto, ia mencari dan mengumpulkan barang bekas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selama di Gresik, mengaku mendapat perhatian pemerintah.

"Meski saya KTP Surabaya, tapi pemerintah Gresik memberikan perhatian kepada saya. Mulai lurah, wakil bupati juga pernah ke sini untuk memberi bantuan," tambahnya.

Malangnya, Suharto mengaku menyesal atas keputusannya menjadi atlet ketimbang memiliki pekerjaan lain yang menjanjikan. Dengan menangis, ia menyesal tak bisa membahagiakan istri dan anak bungsunya saat mereka masih hidup.

Padahal, Suharto pernah menyabet dua medali emas di ajang SEA Games. Belum lekang di ingatan Suharto saat-saat ia menjadi juara 1 dalam SEA Games Malaysia untuk nomor Team Time Trial jarak 100 kilometer.

Suara teriakan penonton pada tahun 1979 lalu, masih terngiang di telinga pria 70 tahun itu. Bersama ketiga rekannya saat itu, tim balap sepeda Indonesia sukses menumbangkan Malaysia dan Thailand.

Suharto puluhan tahun jadi tukang becak, namun nasibnya berubah usai bertemu Gubernur Khofifah. Baca di halaman selanjutnya!




(hil/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork