Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan upaya mitigasi menyusul kasus gagal ginjal akut misterius. Sebelumnya, salah seorang anak berusia 4 tahun asal Surabaya, Muhammad Abizar Al Ghifar meninggal dunia pada 9 Oktober lalu setelah didiagnosis mengalami gagal ginjal akut.
Eri berjanji bahwa pemkot akan lebih gencar melakukan sosialisasi. Terutama memberi pemahaman kepada orang tua agar mengenali gejala sakit yang dialami anaknya.
"Bagaimana langkah-langkah ketika ada anak yang memiliki gejala panas terus berat badan turun. Pokoknya gejala-gejala itulah, mereka segera lapor untuk diberikan pemantauan dan pengobatan dari kami pemkot. Tapi ini se-Indonesia juga banyak, tiba-tiba sakit, mohon maaf kemudian tidak lama meninggal, jelas Eri, Sabtu (22/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, mitigasi gagal ginjal akut misterius ini serupa dengan saat COVID-19 mewabah. Eri telah menginstruksikan ke puskesmas-puskesmas untuk membagi ke dalam klaster-klaster.
"Ini hampir sama seperti COVID. Makanya kami melakukan sekarang adalah mitigasinya klaster yang disosialisasikan puskesmas, ketika ada gejala langsung lapor ke kami," tambahnya.
Ia meminta kepada orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anaknya. Jika sakit, apalagi menunjukkan gejala gangguan gagal ginjal akut misterius, langsung cepat diperiksakan ke fasilitas kesehatan secepatnya dan tidak menganggap remeh.
Baca juga: Daftar 8 Obat Batuk Alami untuk Anak |
"Mendingan kalau sakit masuk angin nggak papa, tapi jangan terlambat dalam pengobatannya. Itu sosialisasi yang kita lakukan, turun ke bawah seperti itu," ujarnya.
Kader Surabaya Hebat (KSH) dan puskesmas juga digencarkan bergerak ke warga.
"Cuma kan kita ndak bisa tahu apakah dia itu sakit atau tidak, karena penyakit ini agak cepat. Dia sehat pagi, tiba-tiba panas, drop, besoknya bisa meninggal. Ketika panas ini lah saya berharap orang tua lebih peka, jangan dibiarkan dan hanya dikasih obat penurun panas, tapi segera diberikan pencegahan dan pengobatan pertama dan dibawa ke rumah sakit," imbaunya.
"Jangan sampai terlambat, karena ini di Indonesia sudah banyak. Ini tentunya introspeksi kita semua," sambung Eri.
Sementara, Abizar yang meninggal akibat gagal ginjal akut sempat meminum salah satu obat yang mengandung cemaran EG. Bahkan, sejak usia 2 tahun jika sakit, dia meminum obat sirup itu. Terakit dengan temuan itu, Eri mengimbau warga untuk tidak membeli obat sirup. Pemkot sudah mengeluarkan SE untuk faskes dan apotek untuk menghentikan sementara obat sirup.
"Jangan sampai diminum lagi, karena surat edaran menteri sudah jelas-jelas berbunyi seperti itu. Sehingga itu lah yang hari ini udah kami lakukan surat edaran, tapi kami bakal lebih masif lagi karena harapan kami ketika sudah KSH, RT, puskesmas turun ini warga semakin tahu, untuk tidak menggunakan sirup lagi," pesannya.
(hil/dte)