Usai Banjir Blitar Surut, 152 Jiwa Diungsikan gegara Fenomena Tanah Gerak

Usai Banjir Blitar Surut, 152 Jiwa Diungsikan gegara Fenomena Tanah Gerak

Erliana Riady - detikJatim
Kamis, 20 Okt 2022 12:16 WIB
Fenomena tanah gerak Blitar
BPBD saat meninjau fenomena tanah gerak di Blitar/Foto: Dokumentasi BPBD Blitar
Blitar -

Banjir Blitar selatan telah surut. Namun, fenomena tanah gerak terjadi di Kecamatan Panggungrejo, hingga 152 jiwa warga harus diungsikan.

Lokasi tanah gerak tersebut berada di dua RT di Desa Balerejo. Kontur tanah di lereng perbukitan dengan kemiringan tajam, memicu terjadinya gerakan tanah. Apalagi saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah itu selama 3 hari.

"Ya setelah hujan terus banjir itu tanahnya kemudian gerak. Ini ada 53 KK atau 152 jiwa harus kami ungsikan karena rumahnya tidak aman kalau ditempati," kata Camat Panggungrejo, Agus Priandoko, Kamis (20/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk sementara ini, mereka diungsikan di beberapa lokasi aman. Ada yang di balai desa, ada juga yang memilih tinggal sementara di rumah sanak saudaranya.

BPBD Kabupaten Blitar telah meninjau lokasi fenomena tanah gerak tersebut. Beberapa ruas jalan terutama di posisi tikungan, tanahnya tampak retak memanjang. Retakan tanah juga muncul di lahan pekarangan warga.

ADVERTISEMENT

"Dari laporan perangkat desa di sana, ada yang rumahnya miring, ada yang sudah ambruk tapi lokasinya jauh masuk ke dalam. Kami meninjau lokasi di sini dan memang harus direlokasi. Sudah tidak aman untuk hunian," jawab Kalaksa BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Berttyanto.

Menurut Ivong, fenomena tanah gerak di Panggungrejo kasusnya sama dengan yang terjadi di Dusun Ilik-Ilik, Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan. Kemiringan lahan menimbulkan aliran air baru, yang lama kelamaan membentuk sumber air baru.

"Sama dengan yang di Kademangan. Tapi di sini luasan terdampak sangat lebar. Jadi di bawah permukaan tanah ini muncul sumber air baru. Sehingga tanah di atasnya itu mengambang," jelasnya.

Saat ini, warga yang dievakuasi dilarang kembali ke rumahnya masing-masing. Karena gerakan tanah masih masif dan membahayakan. Mereka membutuhkan bantuan makanan siap konsumsi, karena dapur umum belum dipersiapkan.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads