Ribuan buku pelajaran ikut terendam saat banjir menerjang Blitar selatan. Buku-buku itu tak sempat diselamatkan karena berada di rak paling bawah SDN Sutojayan 03.
Kepala Sekolah SDN Sutojayan 03, Siti Kholifah mengatakan, hujan deras turun pada Sabtu (15/10/2022) malam. Dia sempat menengok kondisi sekolahnya yang bersebelahan dengan anak Sungai Bogel. Saat itu, air sungai belum meluap.
"Minggu pagi itu air sangat cepat naik. Saya hanya telepon warga yang lokasine dekat sekolahan, menanyakan bagaimana kondisi sekolah. Mereka bilang air sudah setinggi dada. Soalnya sebelah selatan pas ini kan sungai," ujar Kholifah kepada detikJatim, Rabu (18/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu Senin hujan masih belum reda juga, Kholifah mengajak beberapa pengajar yang rumahnya berdekatan dengan sekolah untuk melihat kondisi bangunan dan menyelamatkan inventaris serta barang-barang. Namun karena kondisi air masih tinggi dan listrik mati, Kholifah tidak mampu berbuat banyak.
Yang memilukan, adalah buku-buku di dalam almari perpustakaan yang tidak sempat diselamatkan. Buku-buku itu terendam air bercampur lumpur yang pasti sudah tak bisa diselamatkan.
"Komputer sama kursi-kursi. Dokumen-dokumen itu yang pertama kali selamatkan. Baru Selasa, saya ingat perpustakaan. Itu air masih setinggi sekitar 40 CM. Buku-buku pelajaran di rak paling bawah sudah tidak bisa diselamatkan. Karena gak hanya terendam air, tapi juga lumpur," ungkapnya.
Banjir bandang yang menerjang SDN Sutojayan 03 memang tidak hanya air. Namun bercampur lumpur yang deras meluncur dari perbukitan gundul di sisi timur dan selatan lokasi sekolah.
"Ya sekitar 2000an buku. Ini kalau dipegang licin kena lumpur. Kalau diangkat ambrol. Air datangnya malam, kami tidak sempat menyelamatkan karena posisinya di rak paling bawah," ungkapnya.
Rusaknya ribuan buku pelajaran ini, diakui Kholifah sangat mengganggu aktivitas belajar siswanya. Karena di sekolahan ini, punya jadwal membaca yang kontinyu dilakukan para siswa secara bergiliran tiap waktu istirahat tiba.
"Aktivitas pojok baca jadi terganggu. Karena ya buku-buku ini yang secara bergantian mereka baca. Saling bertukar kalau sudah selesai," pungkasnya.
(hil/fat)