Kabar 8.080 anak di Surabaya ditemukan mengalami pneumonia selama 8 bulan, kini muncul gangguan gagal ginjal akut misterius. Angkanya mencapai 10 anak, dari 24 kasus di Jatim. Pemkot Surabaya pun kini tengah sosialisasi kepada masyarakat, khususnya orang tua.
"Upaya pemerintah sudah melakukan sosialisasi hidup sehat, mencegah sampai memikirkan bagaimana cara makannya anak-anak ketika jajan di sekolah. Kalau sudah kembali di rumah ga bisa kita mengawasi," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Rabu (19/10/2022).
Eri menambahkan pentingnya pola asuh orang tua terhadap anaknya juga sangat penting. Jika anak sudah berada di rumah, orang tua harus menjaga pola hidup dan makan anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal kasus pneumonia dan gagal ginjal akut misterius, tegas Eri, Dinkes Surabaya didesak turun cepat mendeteksi anak sebanyak-banyaknya. Dikhawatirkan kasusnya sedikit tapi seperti gunung es. Artinya di bawahnya masih banyak yang terkena namun tidak terdeteksi.
"Makanya turun sebanyak-banyaknya (Dinkes untuk mendeteksi). Sama seperti COVID-19, kenapa Surabaya dulu kasusnya tinggi, karena turun semua dihabisi sampai ketemu, semakin banyak semakin bagus. Karena kalau semakin banyak, pengobatannya gampang," jelasnya.
Menurutnya, makin banyak ditemukan sejak dini artinya mendapat pengobatan secara cepat dan akhirnya sembuh.
"Makanya saya minta turun semakin masif dari Dinkes kepada semua wilayah di Kota Surabaya untuk dua penyakit ini dan semakin masif melakukan sosialisasi. Kembali lagi, saya berharap betul untuk peran serta orang tua untuk menjaga putra putrinya. Sehingga penyakit apa pun bisa kita hindarkan dari putra putri kita," pungkasnya.
(esw/fat)