Bikin Tegang! Drama Peledakan 3 Bom Peninggalan Perang Dunia II di Mojokerto

Bikin Tegang! Drama Peledakan 3 Bom Peninggalan Perang Dunia II di Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 18 Okt 2022 15:58 WIB
peledakan bom peninggalan perang dunia
Lubang tempat peledakan bom peninggalan perang dunia 2 (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto -

Polisi meledakkan 3 bom peninggalan Perang Dunia II di hutan Desa Pakis, Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Peledakan ketiga bom tersebut berlangsung menegangkan sekitar 2 jam.

Peledakan 3 bom tersebut dilakukan satu tim dari Gegana Satbrimob Polda Jatim mulai sekitar pukul 09.30 WIB. Ketiga bom itu lebih dulu diukur dan dianalisis. Terdiri dari 2 proyektil amunisi tank dengan diameter 9 cm dan panjang 41 cm. Sedangkan 1 bom berupa mortir dengan diameter 8 cm dan panjang 26 cm.

Selanjutnya 2 proyektil dan 1 mortir itu dibawa Tim Gegana ke sebuah lubang di tengah hutan jati Dusun Bancang, Desa Pakis. Sedangkan Kapolsek Trowulan Kompol Imam Mahmudi bersama anggotanya mensterilkan lokasi peledakan dari warga sekitar hingga radius 500 meter. Jalan di tengah hutan jati yang menjadi akses warga Dusun Bancang ke Pakis ditutup sementara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

peledakan bom peninggalan perang duniaHutan Desa Pakis tempat peledakan bom peninggalan perang dunia (Foto: Enggran Eko Budianto)

"Proyektil dan mortir ini temuan masyarakat Desa Balongwono, Trowulan berjumlah 3. Selanjutnya kami bersurat ke Satbrimob Polda Jatim untuk mengajukan disposal karena kondisinya masih aktif," kata Imam kepada wartawan di lokasi peledakan, Selasa (18/10/2022).

Ketegangan mulai terasa ketika Tim Gegana membunyikan sirine dan menyampaikan peringatan kepada masyarakat karena 3 bom akan diledakkan. Tim dari Satbrimob Polda Jatim itu menarik pemicu jarak jauh dari balik mobil mereka. Mobil tersebut diparkir sekitar 100 meter dari lokasi peledakan. Semua anggota polisi, polisi hutan dan wartawan bersembunyi di balik pepohonan untuk menghindari efek ledakan.

ADVERTISEMENT

Namun, upaya pertama hanya berhasil meledakkan salah satu bom dengan efek ledakan yang tak terlalu besar. Sehingga peledakan 2 bom lainnya menunggu 15 menit untuk memastikan kondisi benar-benar aman. Selanjutnya Tim Gegana kembali merakit pemicu jarak jauh terhadap 2 bom yang belum meledak di dalam kubangan. Barulah upaya kedua dilakukan.

Tim Gegana kembali memberi peringatan menggunakan pengeras suara kepada warga sekitar agar menjauh. Setelah hitungan mundur, ledakan besar terjadi di dalam kubangan dengan kedalaman sekitar 1,5 meter itu. Getaran ledakan tersebut sampai menyalakan alarm mobil yang diparkir sekitar 100 meter dari lokasi. Serpihan bom juga bertebaran menghantam pepohonan di dekat titik ledakan.

Tak lama kemudian, bom ketiga berhasil dimusnahkan. Ledakannya juga terasa cukup kuat hampir sama dengan yang kedua. Ledakan ketiga proyektil dan mortir tersebut membuat kubangan menjadi lebih luas. Serpihan bom juga banyak menancap di pepohonan jati radius 5-10 meter dari titik ledakan. Tim Gegana lantas menyisir kubangan tersebut menggunakan metal detector untuk memastikan tak ada lagi benda berbahaya.

"Mortir dan proyektil ini peninggalan zaman penjajahan saat Perang Dunia II," terang Imam.

Imam menjelaskan peledakan 3 proyektil dan mortir dilakukan di hutan yang jauh dari permukiman penduduk agar tidak membahayakan masyarakat. Peledakan tiga bom itu dilakukan di dalam kubangan untuk mengurangi sebaran efek ledakan. Karena efek ledakan ketiga bom tersebut bisa mencapai radius 1 Km.

"Daya ledakannya bisa sampai radius lebih dari 1 km. Oleh sebab itu disposal tadi di lubang sehingga radiusnya aman sekitar 500 meter," tandasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads