Hasto Bawa-bawa PRD Saat Disebut Mirip DN Aidit Oleh Andi Arief

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto buka suara soal pernyataan Andi Arief yang menyebutnya seperti Ketua PKI, DN Aidit. Hasto lantas menyinggung nama Partai Rakyat Demokratik (PRD).

"Ya, itu gak usah ditanggapi, saya jujur kasihan sama Pak Andi Arief, ini kan temennya Pak Budiman Sujatmiko dulu, temen PRD," kata Hasto yang didampingi Budiman Sujatmiko usai gowes di Surabaya, Sabtu (15/10/2022).

Hasto kemudian menyebut sosok Andi Arief sudah berubah. Padahal ia dahulu punya idealisme yang tinggi. Menurutnya, perubahan yang dialami Andi sejak masuk Partai Demokrat.

"Kata Pak Budiman, dulu Pak Andi Arief punya idealisme. Tetapi setelah masuk ke Partai Demokrat, kenapa rasa kemanusiaannya berkurang, idealismenya berkurang. Nanti Pak Budi Sujatmiko yang menjawab," terang Hasto.

PRD merupakan sebuah partai nonparlementer yang pernah dibentuk oleh sekelompok aktivis mahasiswa di Yogyakarta pada 1996. Budiman Sujatmiko dan Andi Arief pernah menjadi bagian dari partai ini sebelum akhirnya memilih ke PDIP dan Partai Demokrat.

Pada saat pecah peristiwa 26 Juli 1996, Rezim Orde Baru kemudian menuding PRD sebagai dalangnya. Sejumlah pengurusnya termasuk Budiman Sujatmiko kemudian ditangkap dan dijebloskan ke penjara.

Sebelumnya, kritik Andi Arief yang sebut Hasto mirip tokoh sentral PKI, DN Aidit itu disampaikan melalui akun Twitternya @AndiArief_, seperti dilihat, Kamis (13/10/2022).

"Cara-cara Hasto memperlakukan lawan-lawan politik mirip cara-cara DN Aidit di tahun 1964," kata Andi Arief.

Dikonfirmasi terpisah, Andi Arief lantas menjelaskan gaya Hasto seperti apa yang dianggap seperti DN Aidit. Andi menyebut mulai dari adu domba hingga terkesan menjadi sosok yang paling berkuasa.

"Ya mirip memang, adu domba, kemudian cari muka, kriminalisasi. Intinya seolah-olah paling berkuasa padahal tidak berkuasa," ujarnya.

Andi Arief juga menyinggung sikap cari muka yang menurutnya dilakukan DN Aidit di tahun 1964. Andi Arief menyebut Hasto tengah mempraktikkan gaya DN Aidit tersebut.

"Cara mengambil hatinya, cari mukanya berlebihan di tahun 1964, setidaknya itulah yang saya pelajari dari sejarah. Sekarang sedang dipraktikkan oleh Hasto ini," ujarnya.