Wali Kota Eri Cahyadi memutasi sebanyak 320 pejabat Pemkot Surabaya. Mutasi yang dilakukan Eri ini bukan pertama kali. Terhitung sejak menjabat, dia sudah melakukan mutasi sebanyak dua kali.
Eri sendiri resmi menjabat sebagai wali kota sejak tanggal 26 Februari 2021. Mutasi pertama dilakukan Eri pada 20 Desember 2021. Tercatat ada 17 dari 20 pejabat para kepala dinas yang terkena mutasi.
Menurut Eri, mutasi pejabat pemkot ini akan dilakukan selama 2-3 tahun sekali, agar OPD saling merasakan jabatan baru. Sebab dengan begitu, nantinya semua pejabat akan saling melengkapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mutasi adalah hal biasa, maka pejabat di pemerintah kota surabaya selama 2 tahun maksimal 3 tahun itu berputar. Harus merasakan OPD yang ada di Pemkot Surabaya, karena ketika sudah merasakan mereka akan saling melengkapi," kata Eri saat itu.
Eri meminta para pejabat yang baru dimutasi agar membuat inovasi-inovasi baru di bidangnya masing-masing. Untuk meningkatkan kinerja, Eri juga memberlakukan kontrak kerja dengan para pejabat tersebut. Salah satu isinya yakni bersedia mundur jika tak mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab jabatan yang diembannya.
Dan terbaru, Eri kembali melakukan mutasi. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya ada sebanyak 320 orang yang dirotasi. Termasuk salah satunya yakni Sekretaris Daerah (Sekda) Hendro Gunawan.
Meski begitu, hingga saat ini, belum diketahui para pejabat yang terkena mutasi akan dipindah ke mana. Tak hanya Sekda, sejumlah camat yang terkena mutasi juga belum mengetahui akan ditempatkan ke mana.
Wali Kota Eri Cahyadi saat dikonfirmasi terkait mutasi membenarkan mutasi tersebut. Meski begitu, ia juga enggan membeberkan akan dipindah ke mana para pejabat yang terkena mutasi tersebut.
"Sekarang sudah tahu (mutasi) semua, wong sudah pegang SK kok. Kita nggak bisa (siapa Plt Sekda)," kata Eri kepada wartawan di Kenjeran, Kamis (13/10/2022).
Saat ditanya siapa pengganti Hendro? Lagi-lagi Eri juga mengaku tak tahu. Sebab kewenangan yang memilih Sekda adalah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. "Kita nggak bisa, kita sampaikan ke Bu Gubernur. Yang memilih kan beliau nanti," ujarnya.
(abq/iwd)