Nelayan Trenggalek Berhenti Melaut Dampak Cuaca Ekstrem

Nelayan Trenggalek Berhenti Melaut Dampak Cuaca Ekstrem

Adhar Muttaqin - detikJatim
Senin, 10 Okt 2022 16:50 WIB
Nelayan Trenggalek Berhenti Melaut Dampak Cuaca Ekstrem
Nelayan di Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Ratusan nelayan tradisional yang beroperasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek, berhenti melaut, akibat cuaca ekstrem. Mereka pun mengisi waktu dengan memperbaiki alat tangkap.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Trenggalek Bambang Supiyat, mengatakan penghentian sementara aktivitas nelayan telah dilakukan sejak sepekan terakhir. Menurutnya saat ini kondisi di tengah laut sering terjadi hujan, gelombang tinggi dan angin kencang.

"Sudah seminggu ini kami istirahat melaut, cuacanya benar-benar buruk, di darat saja seperti ini hujan terus menerus. Apalagi tadi malam banjir besar di sini," kata Bambang Supiyat saat dikonfirmasi, Senin (10/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya untuk sementara para nelayan memilih untuk memperbaiki kapal maupun alat tangkap berupa jaring. Pihaknya mengimbau nelayan untuk memperhatikan informasi cuaca yang dirilis oleh BMKG, demi keamanan dan keselamatan.

"Sebetulnya kalau ikan lagi musimnya, tapi kalau cuaca seperti ini berbahaya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Bambang menambahkan, informasi cuaca yang disajikan oleh BMKG dinilai sangat penting untuk aktivitas para nelayan di wilayahnya, namun kondisi tersebut terkendala oleh akses dan kemapuan para nelayan.

"Kami anggap informasi cuaca itu penting sekali, karena saat ini sudah tidak bisa lagi dengan ilmu niteni. Jangan sampai kejadian kecelakaan laut seperti yang kemarin itu terjadi lagi, karena nekat melaut saat cuaca buruk," imbuhnya.

Pihaknya berharap pemerintah membantu para nelayan Prigi dengan menyediakan layar informasi cuaca BMKG di pelabuhan, sehingga bisa diakses oleh seluruh nelayan.

"Seperti kegiatan SLCN (Sekolah Lapang Cuaca Nelayan) yang dilakukan BMKG ini tadi sangat penting bagi kami, karena ternyata informasi itu ada dan bisa diakses. Hanya kendalanya tidak semua nelayan bisa mengakses sendiri, HP-nya ada yang belum Android," jelasnya.

Menurutnya, jika disediakan layar besar yang dipasang di pelabuhan maka seluruh nelayan bisa mengakses informasi secara mudah. Bahkan yang tidak bisa membaca langsung bisa bertanya kepada nelayan lain.

Sementara itu Kepala Pusat Meterologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, mengatakan seluruh informasi cuaca maritim dapat akses melalui website Inawis. Dalam website tersebut nelayan bisa memperoleh informasi terkait cuaca, tinggi gelombang, arus hingga tempat berkumpulnya ikan.

"Makanya kami ke sini menggelar sekolah lapang bagi nelayan, ini salah satu cara kami untuk mengedukasi nelayan akan efektif dan aman saat melaut," kata Eko Prasetyo.

Menurutnya, dalam SLCN ini nelayan diajarkan cara membaca cuaca dari Inawis yang dimiliki oleh BMKG. Dengan membaca itu maka nelayan bisa mengetahui kondisi cuaca di tengah laut dengan mudah.

"Nelayan akan lebih efektif, tidak buang-buang energi, waktu dan logistik. Telah disiapkan informasi fishing ground atau tempat ikan, sehingga hasil tangkapannya akan lebih maksimal," jelasnya.

Menurutnya pengetahuan akses informasi cuaca juga sapat meminimalisir risiko terjadinya musibah kecelakaan di laut akibat cuaca buruk.

"Kami harapkan SLCN ini dapat menekan angka kecelakaan di laut, kalau bisa zero accident," jelasnya.




(abq/fat)


Hide Ads