Banyak orang tidak memiliki tempat tinggal yang layak atau berstatus tunawisma. Para tunawisma sudah semestinya diperhatikan oleh pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.
Karenanya, muncul gagasan Hari Tunawisma Sedunia atau World Homeless Day. Agenda ini diperingati tiap tanggal 10 Oktober.
Sejarah Hari Tunawisma Sedunia
Melansir situs resmi World Homeless Day, konsep Hari Tunawisma Sedunia muncul dari diskusi orang-orang yang bekerja untuk menanggapi tunawisma dari berbagai belahan dunia. Tujuan Hari Tunawisma Sedunia adalah untuk menarik perhatian seluruh masyarakat agar terlibat dalam penyelesaian masalah tunawisma. Serta mengurangi dan mengakhiri status tunawisma di sebagian masyarakat melalui kebijakan yang lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak didirikan, Hari Tunawisma Sedunia telah diperingati di setiap benua, kecuali Antartika. Penggunaan gagasan 'Hari Tunawisma Sedunia' terbuka untuk digunakan semua orang.
Baca juga: Terungkap Agama Farel Prayoga! |
Data Tunawisma Dunia, Indonesia, dan Jawa Timur
Dilansir dari United Nation Department of Economic and Social Affairs, ada 1,6 miliar orang di dunia yang hidup dengan tempat tinggal yang tidak memadai atau tunawisma. Serta sekitar 15 juta orang diusir paksa setiap tahunnya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) sampai 2021 menunjukkan 'lokasi gelandangan' atau titik-titik lokasi yang menjadi tempat berkumpul gelandangan dan pengemis. Mereka tersebar di 516 desa/kelurahan di seluruh Indonesia.
Dari data tersebut terungkap juga bahwa Jawa Timur menjadi provinsi dengan lokasi gelandangan terbanyak. Yakni tersebar di 94 desa/kelurahan. Diikuti Jawa Barat dengan 93 desa/kelurahan lokasi gelandangan dan Jawa Tengah 80 desa/kelurahan.
Oleh karena itu, momen Hari Tunawisma menjadi momen masyarakat untuk terus mendorong pemerintah dan pihak yang berkepentingan untuk mengatasi masalah tunawisma. Demikian informasi Hari Tunawisma Sedunia. Semoga bermanfaat.
(hse/sun)