Keputusan NasDem mengumumkan lebih awal nama Anies Baswedan sebagai capres 2024 dinilai sebagai langkah yang berani. NasDem dianggap melakukan sebuah pertaruhan besar karena keluar dari zona nyaman.
Bagi Anies, pencalonan dirinya sebagai capres adalah langkah maju dalam karier politiknya. Anies kini punya panggung baru yang lebih menantang.
Kini, publik menunggu siapa yang akan berkoalisi dengan NasDem guna memuluskan rencana mengantar Anies menuju kursi RI 1. Demokrat dan PKS yang selama ini kerap disinggung akan bergabung dengan gerbong NasDem masih sebatas memberi kode-kode.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, seperti apa analisis politik langkah NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai capres? Simak ulasan yang dirangkum detikJatim berikut ini.
NasDem keluar dari zona nyaman
Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam anggap NasDem keluar dari zona nyaman karena memilih Anies. Sebabnya, selama ini Anies kerap dicap menggunakan politik identitas. Berbanding terbalik dengan NasDem yang mengedepankan politik moderat kebangsaan.
"Saya pikir NasDem kali ini serius dan sekaligus berani untuk menakar respons negatif publik, khususnya terkait politik identitas," kata Surokim kepada detikJatim, Senin (3/10).
"NasDem benar-benar ingin men-challenge dan juga mengakui bahwa keputusan ini termasuk keputusan politik yang sulit dan menantang untuk NasDem yang selama ini juga menjadi garda depan politik moderat kebangsaan. Kali ini NasDem berani untuk menguji respons langsung publik dan bagi saya itu kejutan yang berani tanpa tedeng aling-aling," sambungnya.
Panggung politik Anies yang lebih menantang
Surokim menilai, Anies akan punya panggung baru. Panggung tersebut dinilai lebih menantang dari gubernur DKI Jakarta.
"Ini panggung politik baru yang cukup menantang untuk Anies di level nasional dan juga di medan kontes politik nasional pascamemimpin ibu kota," terang Peneliti Senior SSC ini.
Lebih lanjut peneliti senior SSC ini menyebut, Anies Baswedan akan dapat banyak keuntungan politik (political advantage) pascadiusung oleh NasDem di Pilpres 2024.
"Selama ini tekanan kepada Anies hampir mirip dengan situasi yang pernah dihadapi Prabowo yang dianggap dekat dan diusung oleh kelompok Islam kanan yang kental. Hal itu yang selama ini juga menjadi dan dijadikan peluru untuk menghantam, men-down grade elektabilitas Anies," katanya.
Baca Demokrat dan PKS Jatim kompak ucapkan selamat di halaman selanjutnya
Pakar prediksi PKS-Demokrat akan usung Anies
Surokum juga memprediksi partai yang akan mengusung Anies sebagai capres 2024. Antara lain PKS dan Partai Demokrat.
"Menurut saya, peluang PKS dan Demokrat bergabung dengan NasDem masih cukup besar karena keduanya punya gap psikologis dan positioning dengan PDIP yang sulit berpadu. Kini bandul itu relatif terbuka dengan motor penggerak NasDem," tandasnya.
Demokrat-PKS Jatim ucapkan selamat, kode koalisi?
Banyak yang memprediksi, NasDem akan berkoalisi dengan Demokrat dan PKS. Apakah ini kode koalisi?
Menanggapi soal koalisi tersebut, Ketua Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak patuh sepenuhnya kepada DPP. Dirinya juga ucapkan selamat kepada NasDem.
"Saya kalau dalam konteks politik nasional, itu kewenangan DPP, posisi Demokrat sudah disampaikan. Saya mengutip posisi partai Demokrat, yang kemudian menyampaikan selamat atas apa yang dideklarasikan oleh Partai NasDem," tambah Emil.
Emil menyampaikan ucapan selamat kepada Anies Baswedan. Secara diplomatis, Emil menilai pencalonan Anies akan mewujudkan demokrasi yang makin baik.
"Dan juga kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan semoga menjadi langkah untuk mewujudkan demokrasi yang semakin baik di Indonesia dengan adanya pengumuman pencalonan beliau dari partai NasDem," sambungnya.
Sementara itu, Ketua PKS Jatim Irwan Setiawan mengaku senang atas penunjukkan Anies sebagai capres NasDem. Dia masih menunggu keputusan DPP untuk berkoalisi mengusung Anies atau tidak.
"Kami mengucapkan selamat atas deklarasi Partai NasDem mengusung Pak Anies sebagai capres. Kalau ada perkembangan (soal koalisi), pasti kita kabari," sebut Irwan.