Setelah 16 hari pencarian, wisatawan yang hilang di wisata Bukit Krapyak di Mojokerto akhirnya ditemukan. Wisatawan bernama Raffi Dimas Baddar (20) tersebut ditemukan dalam keadaan tewas.
Raffi ditemukan di jurang sekitar 1,96 Km dari tempatnya berkemah di Wisata Bukit Krapyak, Desa Padusan, Pacet, Mojokerto. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra Surabaya ini ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Humas Operasi SAR Krapyak 2.0 Saiful Hasan alias Bagong mengatakan Raffi ditemukan di jurang air terjun mati pukul 10.45 WIB. Kedalaman jurang tersebut mencapai 200 meter. Tubuh wisatawan asal Desa Pekoren, Rembang, Pasuruan ini tersangkut di teras jurang sedalam 60 meter dari bibir jurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Aroma tak sedap sudah keluar dari jenazah Raffi. Menurut Saiful, jenazah korban dipastikan berdasarkan sandal yang ditemukan tidak jauh dari jasadnya. Selain itu, pakaian jenazah juga identik dengan yang digunakan Raffi terakhir kali.
"Posisi survival (Raffi) ketika ditemukan telungkup di terasan jurang," jelasnya kepada wartawan di Posko Operasi SAR Krapyak 2.0, Selasa (27/9/2022).
Jurang air terjun mati berjarak 1,96 Km dari camping ground Wisata Bukit Krapyak tempat Raffi berkemah bersama teman-temannya. Jurang tersebut berada di lereng timur Gunung Welirang wilayah Tahura R Soerjo. Yaitu di atas Sumber Luwak dan di bawah Putuk Puyang.
"Kalau melihat medannya, kemungkinan besar survival terjatuh. Dia pakai sandal tidak pakai sepatu menambah peluang dia terpeleset," terangnya.
Evakuasi jenazah Raffi sendiri memakan waktu sekitar sekitar 7 jam. Komandan Lapangan Operasi SAR Krapyak 2.0 Yoni Kurnianto mengatakan tubuh Raffi ditemukan tengkurap di teras jurang tersebut.
"Korban ternyata di tengah-tengah air terjun mati (tidak ada airnya), sekitar 25 meter dari atas (bibir jurang). Kalau dari jenazah sampai dasar sekitar 50 meter," kata Yoni kepada wartawan di Posko Operasi SAR Krapyak 2.0, Selasa (27/9/2022).
Yoni terlibat langsung proses evakuasi jenazah Raffi dari jurang. Menurutnya, tubuh korban sudah membusuk sehingga tulangnya mulai terlihat. Jasad wisatawan asal Desa Pekoren, Rembang, Pasuruan ini diangkat dari jurang menggunakan tali.
"Evakuasi tadi pakai tali, kami sudah siapkan tali untuk naik ke atas. Menaikkan korban sampai pukul 16.00 WIB," terangnya.
Sekitar 30 orang terlibat dalam pencarian dan evakuasi jenazah Raffi dari jurang. Selanjutnya jenazah dipikul turun menggunakan kayu. Korban sampai di pintu masuk Wisata Bukit Krapyak sekitar pukul 17.30 WIB. Artinya, proses evakuasi korban memakan waktu sekitar 7 jam.
"Dari jurang kemudian naik punggungan yang terjal, baru ketemu jalur pendakian, lalu kami mengikuti jalur untuk turun," jelas Yoni.
Sampai di pintu masuk Wisata Bukit Krapyak, jenazah Raffi langsung dimasukkan ke mobil ambulans. Korban langsung dibawa ke RSUD Prof Dr Soekandar, Mojosari, Mojokerto dengan pengawalan polisi. Warga sekitar yang penasaran menyaksikan dari tempat parkir wisata tersebut.
Raffi dan teman-temannya tiba di wisata Bukit Krapyak, Desa Padusan, Pacet, Mojokerto pada Sabtu (10/9) sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka berkemah di camp ground objek wisata ini sekitar pukul 20.30 WIB. Keesokan harinya sekitar pukul 04.30 WIB, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra Surabaya ini turun ke musala makam Sunan Pangkat untuk salat subuh.
Ketika itu ia bertemu dengan 2 temannya. Korban lantas berjalan kembali ke arah camp ground sekitar pukul 05.00 WIB. Jarak Makam Sunan Pangkat dengan camping ground sekitar 50 meter atau 5 menit berjalan kaki. Namun, sampai siang ternyata Raffi tidak berada di tendanya. Sehingga teman-temannya melapor ke loket wisata Bukit Krapyak sekitar pukul 10.30 WIB.
Sedangkan sepeda motor korban, Honda Vario nopol N 5597 TOR tetap berada di tempat parkir wisata Bukit Krapyak. Raffi terakhir kali terlihat pada Minggu (11/9) sekitar pukul 16.30 WIB. Ketika itu, korban sempat terekam video wisatawan lain di petilasan Brawijaya. Mahasiswa asal Desa Pekoren, Rembang, Pasuruan ini berjalan kaki seorang diri sembari menenteng sandal.
(dpe/iwd)