Cerita Tim SAR Evakuasi Jenazah Wisatawan dari Jurang di Bukit Krapyak

Cerita Tim SAR Evakuasi Jenazah Wisatawan dari Jurang di Bukit Krapyak

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 27 Sep 2022 20:58 WIB
wisatawan hilang di bukit krapyak
Jenazah korban dimasukkan ke ambulans (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto - Raffi Dimas Baddar (20) ditemukan tewas di jurang setelah dinyatakan hilang selama 16 hari ketika berkemah di Wisata Bukit Krapyak, Desa Padusan, Pacet, Mojokerto. Jenazah mahasiswa asal Pasuruan ini ditemukan di teras jurang atau air terjun mati area lereng timur Gunung Welirang.

Operasi pencarian tahap 2 atau Operasi SAR Krapyak 2.0 digelar sejak Senin (26/9/2022) pagi. Di hari pertama itu, tim SAR berhasil menemukan sepasang sandal perempuan yang dipakai Raffi. Sandal selop warna hitam itu milik teman korban yang ikut berkemah di Wisata Bukit Krapyak.

Komandan Lapangan Operasi SAR Krapyak 2.0 Yoni Kurnianto mengatakan sepasang sandal tersebut ditemukan di dasar jurang atau air terjun mati kemarin sore sekitar pukul 15.00 WIB. Ia menduga Raffi sengaja melemparkan sandal tersebut dari teras jurang.

wisatawan hilang di bukit krapyakJenazah dievakuasi masuk ke ambulans (Foto: Enggran Eko Budianto)

"Sandal itu yang menjadi data kami untuk menyisir ke atas," kata Yoni kepada wartawan di Posko Operasi SAR Krapyak 2.0 di tempat parkir Wisata Bukit Krapyak, Selasa (27/9/2022).

Pencarian terhadap Raffi dilanjutkan pagi tadi. Tim SAR berhasil menemukan korban sekitar pukul 10.45 WIB. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra Surabaya ini ditemukan tewas di teras jurang tersebut. Yaitu sekitar 50 meter di atas dasar jurang. Sedangkan dari bibir jurang, posisi korban di kedalaman sekitar 25 meter.

"Dia sepertinya dari atas turun ke bawah. Karena tak terlalu dalam, dia masih bisa. Ada terasan sedikit, dia berhenti di situ. Dia mungkin mau turun ke bawah tidak bisa sehingga berhenti di terasan. Kemudian dia melemparkan sepasang sandal warna hitam itu," terang Yoni.

Raffi ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di teras jurang dengan posisi tengkurap. Lokasi ini berjarak 1,96 Km di atas camping ground Wisata Bukit Krapyak tempat korban berkemah bersama teman-temannya. Jurang tersebut berada di lereng timur Gunung Welirang wilayah Tahura R Soerjo. Yaitu di atas Sumber Luwak dan di bawah Putuk Puyang.

"Kondisinya iya sudah (membusuk), tulangnya sudah kelihatan," ungkap Yoni.

Yoni terlibat langsung evakuasi jenazah Raffi dari jurang. Menurutnya, jenazah korban diangkat dari teras jurang menggunakan tali. Selanjutnya, jenazah dibawa turun ke pintu masuk Wisata Bukit Krapyak. Evakuasi berlangsung sekitar 7 jam. Karena jenazah baru sampai bawah sekitar pukul 17.30 WIB.

"Menaikkan korban dari jurang saja sampai pukul 16.00 WIB. Yang membuat sulit posisi korban di tengah-tengah jurang itu. Kemudian kami bawa naik punggungan yang terkal, baru ketemu jalur pendakian ini, kami mengikuti jalur untuk turun," jelasnya.

Asisten Perhutani BKPH Pacet Margono menuturkan sekitar 30 orang terlibat dalam pencarian dan evakuasi jenazah Raffi. Menurutnya, evakuasi korban berjalan cukup lama karena membutuhkan berbagai persiapan.

"Pukul 10.45 WIB korban ditemukan, kami lebih dulu mencari jalur paling enak lewat mana. Savana kami babat untuk jalan," ujarnya.

Dari teras jurang, tambah Margono jenazah Raffi diangkat menggunakan tali dan tandu dari kayu yang dibuat di lokasi. Korban lebih dulu dimasukkan ke kantong jenazah warna hitam.

"Kelihatannya korban terpeleset, kemudian tersangkut (di teras jurang)," tandasnya.

Jenazah Raffi langsung dibawa menggunakan mobil ambulans ke RSUD Prof Dr Soekandar, Mojosari, Mojokerto untuk divisum. Keluarga korban sudah menunggu di rumah sakit pelat merah tersebut.

Raffi dan teman-temannya tiba di wisata Bukit Krapyak, Desa Padusan, Pacet, Mojokerto pada Sabtu (10/9) sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka berkemah di camp ground objek wisata ini sekitar pukul 20.30 WIB. Keesokan harinya sekitar pukul 04.30 WIB, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra Surabaya ini turun ke musala makam Sunan Pangkat untuk salat subuh.

Ketika itu ia bertemu dengan 2 temannya. Korban lantas berjalan kembali ke arah camp ground sekitar pukul 05.00 WIB. Jarak Makam Sunan Pangkat dengan camping ground sekitar 50 meter atau 5 menit berjalan kaki. Namun, sampai siang ternyata Raffi tidak berada di tendanya. Sehingga teman-temannya melapor ke loket wisata Bukit Krapyak sekitar pukul 10.30 WIB.

Sedangkan sepeda motor korban, Honda Vario nopol N 5597 TOR tetap berada di tempat parkir wisata Bukit Krapyak. Raffi terakhir kali terlihat pada Minggu (11/9) sekitar pukul 16.30 WIB. Ketika itu, korban sempat terekam video wisatawan lain di petilasan Brawijaya. Mahasiswa asal Desa Pekoren, Rembang, Pasuruan ini berjalan kaki seorang diri sembari menenteng sandal.


(dpe/iwd)


Hide Ads