Anies Dilaporkan ke Bawaslu Buntut Penyebaran Tabloid di Masjid-Pasar Malang

Kabar Nasional

Anies Dilaporkan ke Bawaslu Buntut Penyebaran Tabloid di Masjid-Pasar Malang

Tim detikNews - detikJatim
Selasa, 27 Sep 2022 14:04 WIB
Tabloid Anies Baswedan yang dibagikan pada warga Malang
Tabloid Anies Baswedan yang menyebar di Kota Malang (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Kota Malang -

Aksi relawan menyebarkan tabloid berisi kesuksesan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kota Malang berbuntut panjang. Anies Baswedan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI oleh Masyarakat Sipil Peduli Demokrasi. Laporan ini dibuat atas dasar dugaan kampanye terselubung melalui tabloid berjudul "Mengapa Harus Anies?".

"Kita hari ini melapor ke Bawaslu RI terkait dengan dugaan terjadinya kampanye terselubung yang dilakukan oleh Anies, pendukung Anies Baswedan di Kota Malang ya, kota Malang. Terjadi penyebaran tabloid di tempat-tempat ibadah," kata Koordinator Nasional Sipil Peduli Demokrasi (Kornas PD), Miartiko Gea, di Kantor Bawaslu, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2022).

Dilansir dari detikNews, ternyata Masyarakat Sipil Peduli Demokrasi juga melaporkan relawan Anies. Alasannya, relawan Anies yang menyebarkan tabloid tersebut di Kota Malang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dugaannya kan dilakukan oleh Anies Baswedan dan pendukung Anies Baswedan terkait dengan penyebaran tabloid tersebut," ujarnya.

Tak hanya itu, Miartiko mengatakan, penyebaran tabloid Anies di Kota Malang telah melanggar aturan pemilu. Untuk itu, ia berharap tidak ada politik identitas dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.

ADVERTISEMENT

"Tentu kami melihat bahwa ini menjadi salah satu poin pelanggaran karena tahapan pemilu kan sudah mau mulai nih, tahapan pemilu sudah mulai maka kami dari Kornas PD, Koordinator Nasional Sipil Peduli Demokrasi menganggap bahwa ini masuk kategori pelanggaran pemilu. Lalu kami melaporkan ke Bawaslu RI untuk mulai diproses," tuturnya.

"Poin penting yang mau kami sampaikan adalah bagaimana ke depan dalam menghadapi kontestasi politik kemudian politik identitas ini tidak dimainkan lagi, karena ini akan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, terjadi keterbelahan di tengah-tengah masyarakat. Ini kan menjadi ancaman disintegritas bangsa, nah kemudian harusnya politik-politik harus lebih beradab ya lebih etis, jangan kemudian melakukan pelanggaran-pelanggaran yang menimbulkan perpecahan bangsa," tambahnya.

Dalam kesempatan ini, pelapor juga membawa barang bukti. Yakni soft file dan hard file tabloid Anies, lalu saksi dari Malang. Miartiko berharap Bawaslu RI akan segera memproses laporan tersebut.

"Tentu dengan peristiwa ini kami berharap bahwa Bawaslu mempercepat atau memproses laporan kami ini untuk tujuannya adalah agar ke depan tidak terjadi atau tidak terulang peristiwa serupa di kemudian hari," ujar Miartiko.

Ribuan tabloid menyebar di Kota Malang. Baca halaman selanjutnya!

Tabloid Anies Sempat Hebohkan Warga Malang

Diketahui, tabloid ini beredar di masjid hingga pasar tradisional Kota Malang. Tabloid yang beredar merupakan KBAnewspaper yang berisi 12 halaman dengan edisi cetak 28 Februari 2022. Pada covernya, ada foto Anies Baswedan dilengkapi tajuk 'MENGAPA HARUS ANIES?'

Semua konten tabloid itu mengulas soal Anies Baswedan. Tampak nama Ramadhan Pohan sebagai founder/CEO pada boks redaksi. Namun, tak ada alamat jelas kantor tabloid tersebut.

"Kami tidak tahu semua itu. Saya kan sedang kerja ya. Yang menyebarkan itu juga siapa kami tidak tahu," jelas Ketua Takmir Masjid Al Amin, Sugeng Riyadi.

Tabloid Anies Disebarkan oleh Relawan

Akhirnya pada Sabtu (24/9), Ketua Relawan Anies P-24 Kota Malang Joemawan Muhammad mengakui pihaknya merupakan penyebar tabloid ini. Namun, mereka menampik menyebarkan tabloid di masjid.

"Yang menyebarkan tabloid itu memang kami. Artinya, menyebarkan tabloid itu di Kota Malang," kata Joemawan Muhammad.

Joemawan mengklaim relawan Anies P-24 Kota Malang menerima 3.000 eksemplar tabloid dari Jakarta. Dia mengatakan tabloid-tabloid itu kemudian disebar ke sejumlah ruang publik.

"Kami sudah sebarkan sekitar 2.800-an (tabloid) dan hampir habis. Sekarang tinggal 200-an saja," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads