Walkot Eri Jadikan Balai RW di Surabaya Sebagai Pusat Pembelajaran Keluarga

Walkot Eri Jadikan Balai RW di Surabaya Sebagai Pusat Pembelajaran Keluarga

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 23 Sep 2022 02:03 WIB
balai rw dijadikan puspaga
Walkot Eri jadikan Balai RW sebagai pusat pembelajaran keluarga (puspaga)/Foto: Esti Widiyana
Surabaya -

Mencegah radikalisme dan intoleransi kepada anak, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadikan Balai RW 5 Kelurahan/Kecamatan Genteng sebagai Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), sinau, dan mengaji untuk anak-anak. Selain di Genteng, Puspaga dan sinau bareng juga ada di 19 balai RW yang tersebar di 15 Kelurahan Surabaya.

"Jadi di sini itu ada tempat untuk semua agama lengkap fasilitas serta tenaga pengajarnya. Begitu pula dengan belajarnya, ada pelajaran matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan sebagainya," kata Eri, Kamis (22/9/2022).

Eri mengatakan jika biasanya balai RW digunakan untuk rapat kampung, kini Eri menjadikan Balai RW sebagai tempat berkumpulnya anak-anak. Sehingga tidak hanya orang dewasa, tetapi anak-anak juga sehingga bisa saling menjaga kerukunan warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika anak-anak itu kumpul, otomatis orang tuanya ikut serta keluar. Sehingga apa? Surabaya yang penuh dengan toleransi, tolong menolong yang tinggi itu bisa diwujudkan kembali. Sehingga kampung itu terjaga dan terhindar dari radikalisme bahkan intoleransi," jelasnya.

Selain itu,dengan adanya Puspaga, sinau dan ngaji bareng di balai RW, tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak akan berkurang di Surabaya. Dengan ada kebersamaan warga, kampung akan semakin aman dan nyaman, terutama bagi perempuan dan anak.

ADVERTISEMENT

"Nanti di akhir Desember, seluruh Balai RW di Surabaya sudah harus berfungsi untuk kegiatan ini dan harus layak dan memiliki 2 lantai, karena ini ciri khasnya budaya arek Suroboyo," ujarnya.

Untuk tenaga pengajarnya akan didatangkan dari berbagai pemuka agama dan perguruan tinggi di Surabaya. Dari perguruan tinggi ialah mahasiswa yang mengajari anak-anak.

"Misal, ada mahasiswa yang pintar nanti ngajar di balai RW, ngajari arek cilik-cilik (mengajari anak-anak), kemudian ada hafiz Al-Qur'an, dia bisa menyampaikan ilmu agamanya di sini. Ini lah yang namanya gerak bersama," pungkas Eri.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads