Yatimah, ibu korban mengatakan dua korban yang telah bersekolah berinisial ZM dan ESA. Sedangkan satu anaknya berinisial SS masih menjalani perawatan.
Lebih lanjut, kedua korban yang telah sekolah karena besi implan yang menempel di tubuh telah dicabut.
Ibu 3 korban bersaudara ambrolnya Kenjeran Water Park Surabaya, Yatimah mengatakan, kondisi kesehatan 3 buah hatinya kian membaik. Bahkan sudah aktif bersekolah lagi.
"Teteh (Siti Saadatul) kalih dedek Zen (Zainul) sampun mendet pen, sampun dugi griya, alhamdulillah lancar, kantun ngerantos pemulihane mawon. (Teteh dan dedek Zen sudah operasi ambil pen, sudah di rumah semuanya, alhamdulillah lancar, tinggal pemulihannya saja)," kata Yatimah saat dikonfirmasi detikJatim. Rabu (21/9/2022).
"Menawi Zen nggih sampun dipendet pen e, sampun mlebet sekolah (Kalau Zen sudah diambil pennya, sudah mulai masuk dan aktif sekolah)," sambungnya.
Sementara, untuk korban lainnya yakni Syabrina, bahkan sudah sembuh total. Namun, ia masih harus menjalani pemulihan secara intens di rumah dan memperbanyak istirahat.
Meski begitu, Syabrina mengikuti pelajaran secara daring melalui smartphone dari rumah, tepatnya di Kalilom Indah, Gang Blewa, Kenjeran, Surabaya.
"Syabrina nggih ngoten, saget sekolah melih. Sakmeniko sekolah daring ten griya (Syabrina juga begitu, bisa sekolah lagi. Sekarang sekolah daring di rumah)," ujarnya.
Untuk kondisi terparah yang dialami Siti juga telah mengalami perkembangan yang baik. Sebab sebelumnya ia divonis lumpuh oleh dokter, justru sudah bisa menggerakkan jari dan pergelangan kaki.
Bahkan, pasca-pengangkatan pen pada pekan ini, mengalami perkembangan yang semakin tak diduga sebelumnya.
"Sakderenge kan namung gringgingen, sakmeniko sampun saget gerak, driji-drijine kalian bagian sikile sampun kraos sekedik (Sebelumnya kan cuma kesemutan, sekarang sudang bisa bergerak, jari-jarinya sama sebagian pergelangan kaki sudah bisa merasakan gerak dan sensitif), alhamdulillah," tuturnya.
Namun, ia mengaku pencernaan Siti masih belum sepenuhnya normal. Untuk Buang Air Besar (BAB) dan Kecil (BAK), tak bisa rutin dan normal.
"Menawi BAB saget, menawi BAK tasih damel kateter. Teteh (Siti) 2 hari sekali ten jeding e, damel BAK kalih BAB. (Kalau BAB sudah bisa, kalau BAK masih menggunakan kateter. Teteh 2 hari sekali ke kamar mandi untuk BAK dan BAB)," katanya.
Meski begitu, ia meyakini Siti bisa sembuh 100 persen. Menurutnya, keajaiban dan muzizat bisa saja terjadi.
"Ingkang kakine sampun nyambung, dipendet pen e, sampun operasi pindah. Dokter kan namung perantara, ingkang gadah kan Allah, kun faya kun, Mas, diewangi doa nggih. (Kalau kakinya sudah nyambung setelah pen dicabut, sudah operasi juga. Dokter kan hanya perantara, yang memiliki semuanya kan Allah, Kun Faya Kun, Mas, dibantu doa ya)," tutupnya.
(abq/iwd)