Kasus kekerasan yang menewaskan santri asal Palembang di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG) menjadi perbincangan khalayak ramai. Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi mengaku turut prihatin atas kejadian itu.
"Kasus kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini cukup memprihatinkan, alarm kewaspadaan bagi para Kyai Pimpinan Pesantren (Ponpes) agar lebih serius mengawasi santrinya. Dan para pengurus pelaksana kegiatan agar lebih sabar dan telaten membimbing santri," ujar Gus Fahrur sapaan akrabnya kepada detikJatim, Jumat (16/9/2022).
Pengasuh Ponpes AN-Nur I Bululawang itu mengatakan bahwa pendidikan pesantren yang dia tahu selama ini tidak pernah mengajarkan tentang kekerasan atau kebencian. Dikatakan Gus Fahrur, pendidikan pesantren itu sebenarnya mengajarkan tentang disiplin dan kesopanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Gus Fahrur, untuk mencegah agar tidak terjadi kekerasan pada santri di ponpes perlu lebih terbuka dan harus ada komunikasi aktif antara Pimpinan Ponpes dan Wali Santri. Sehingga terbangun sebuah hubungan yang baik antar kedua belah pihak.
Selain dari pihak Ponpes, Kementerian Agama (Kemenag) juga memiliki peran penting dalam menangani kekerasan di area Ponpes. Perlu adanya sosialisasi yang lebih aktif terkait pembinaan Program Pesantren Ramah Anak.
"Sosialiasi itu untuk menciptakan suasana sebuah pesantren yang menyenangkan bagi pertumbuhan anak santri melewati masa-masa remaja dan mempersiapkan mereka memasuki usia dewasa," terang Gus Fahrur.
Melalui upaya-upaya tersebut diharapkan anak-anak dapat sekolah dan belajar tentang agama di pesantren lebih nyaman dan aman. Dengan begitu para santri bisa mendapatkan prestasi terbaik di dalam lingkungan pesantren.
"Wajib bagi pimpinan pesantren untuk mengupayakan pencegahan tindakan kekerasan pada anak di lingkungan pendidikan pesantren," tandasnya.
(dpe/iwd)