Soal Santri Tewas, RMI PWNU Jatim Sebut Wajar Polisi Masuk Lakukan Penyelidikan

Sorot

Soal Santri Tewas, RMI PWNU Jatim Sebut Wajar Polisi Masuk Lakukan Penyelidikan

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 16 Sep 2022 18:03 WIB
ponpes gontor
Ponpes Gontor (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya - Beberapa waktu lalu beredar di media sosial Surat Pernyataan/Perjanjian Wali Santri dengan pihak Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG). Pada poin ke-3 perjanjian berbunyi "Tidak melibatkan pihak luar pondok aparat kepolisian hukum dll dalam menyelesaikan urusan Ponpes Modern Darussalam Gontor".

Surat perjanjian itu beredar setelah kasus santri AM (17) ditendang dan dipukul seniornya hingga meninggal mengagetkan publik. Orangtuanya, Siti Soimah tidak terima saat menerima jenazah anaknya mengeluarkan darah. Bahkan keluarga sempat mengganti kain kafan sebanyak 2 kali.

Menanggapi hal tersebut, Bendahara Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Timur, KH Nurkholis menyebut perjanjian antara wali santri dan ponpes adalah hal yang wajar.

Sekadar informasi, RMI adalah lembaga Nahdlatul Ulama dengan basis utama pondok pesantren. Lembaga ini yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan NU di bidang pengembangan pondok pesantren dan pendidikan keagamaan.

"Jika ada masuk persyaratan ponpes, disyaratkan polisi tidak ikut campur monggo-monggo saja. Pada prinsipnya pesantren tidak mengajarkan kekerasan. Jadi tergantung internal masing-masing (Perjanjian)," kata Nurkholis kepada detikJatim, Jumat (16/9/2022).

Namun, lanjut Nurkholis, saat terjadi hal yang sifatnya kriminalitas atau menyebabkan nyawa seseorang santri hilang, sudah sewajarnya pihak kepolisian masuk ke ranah ponpes untuk melakukan penyidikan atau investigasi.

"Kalau terjadi kriminalitas di manapun, kapanpun, baik itu di ponpes, di masjid sekalipun, secara otomatis pihak aparat (Polisi) harus memberi perlindungan dan pengamanan. Jadi wajar saja, itu sebuah kelayakan dan keharusan pihak aparat negara ikut campur," tegasnya.

"Yang penting harus ditangani secara fair, sekarang ndak usah bicara masalah Gontor, di Ponpes Shiddiqiyyah saja, polisi masuk pondok kayak nangkap teroris, meski itu tidak bijak, tapi gakpapa lah. Di sana memang ada kriminalitas," sambungnya.

Pengasuh Ponpes Metal Muslim Al Hidayah, Rejoso, Pasuruan ini menegaskan, ponpes tidak pernah mengajarkan santrinya untuk menjadi orang yang tempramental.

"Ponpes itu tempat pendidikan moral dan agama. Jadi tujuannya bagaimana mendidik santri itu memiliki moralitas yang tinggi serta agama yang cukup. Persyaratan masuk ponpes pada umumnya orang yang ingin mendidik anaknya untuk memiliki dedikasi tinggi, keilmuan yang cukup terutama agama, dan akhlakul karimah," ujarnya.

"Setiap Ponpes memiliki SOP masing-masing. Pada umumnya Ponpes adalah lembaga yang tidak ada didikan kekerasan atau memiliki jiwa yang kemudian terbentuk tempramen tinggi, itu tidak ada," tandasnya.


(fat/fat)


Hide Ads